Hari ini kita bertemu lagi setelah saya absen
beberapa hari. Sekarang kita akan berbicara mengenai Kemandirian Anak. Mengapa kemandirian ini penting?
Sebelum itu kita harus tahu dulu apa sih yang
dimaksud dengan kemandirian? Kemandirian adalah sikap dan perilaku seseorang
yang mencerminkan perbuatan yang cenderung individual (mandiri), tanpa bantuan
dan pertolongan dari orang lain. Kemandirian identik dengan kedewasaan, berbuat
sesuatu tidak harus ditentukan atau diarahkan sepenuhnya oleh orang lain
Menurut
Bacharuddin Mustafa (2008) kemandirian adalah kemampuan untuk mengambil pilihan
dan menerima konsekwensi yang menyertainya.Kemandirian pada anak-anak mewujud
ketika mereka menggunakan pikirannya sendiri dalam mengambil berbagai
keputusan; dari memilih perlengkapan belajar yang ingin digunakannya, memilih
teman bermain, sampai hal-hal yang relatif lebih rumit dan menyertakan
konsekwensi-konsekwensi tertentu yang lebih serius
Kemandirian anak sangat diperlukan dalam rangka
membekali mereka untuk menjalani kehidupan yang akan datang. Dengan
kemandirian ini seorang anak akan mampu untuk menentukan pilihan yang ia anggap
benar, selain itu ia berani memutuskan pilihannya dan bertanggung jawab atas
resiko dan konsekwensi yang diakibatkan dari pilihannya tersebut.
Kemandirian membuat anak-anak lebih cepat selesai
dengan dirinya, sehingga ia bisa berbuat banyak untuk orang lain.
Apa yang diharapkan orang tua dari anak
anak ketika mereka telah dewasa adalah menjadi diri yang mandiri bukan? Karena
itu persiapan untuk memandu kemandirian anak diperlukan sedini mungkin. Orang tua mana yang tidak akan bangga jika
mrmiliki putra putri yang mandiri sejak usia muda?
Jika kita memiliki anak perempuan, maka
kita tengah menyiapkan calon ibu yang kuat buat keluarga. Bila kita memiliki
anak lai laki maka dia akan menjadi pemimpin bagi diri sendiri, bagi
keluarganya kelak, dan perantara rejeki bagi orang lain.
Kapan waktu yang tepat untuk memulai
melatih kemandirian pada anak anak? Sejak mereka sudah tidak masuk kategori
bayi lagi, baik secara usia maupun secara mental.
Secara usia seseorang dikatakan bayi
apabila berusia 0-12 bulan, secara mental bisa jadi pola asuh kita membiarkan
anak-anak untuk selalu dianggap bayi meski usianya sudah lebih dari 12 bulan.
TOLAK UKUR KEMANDIRIAN ANAK USIA 1-3 TAHUN
Saat ini Sofia menginjak usia 2 tahun.
Dimasa usia 1-3 tahun anak dapat diajarkan untuk mengontrol diri sendiri.
Mereka diharapkan untuk bisa memenuhi kebutuhannya. Misalkan keinginan untuk
BAK/BAB , mereka setidaknya bisa mengutarakan keinginannya untuk pergi ke kamar
mandi, Atau ketika lapar, mereka bisa mengutarakan keinginanya untuk makan,
membutuhkan makanan. Idealnya mereka bisa dilatih untuk menyelesaikan urusan diri sendiri.
Kunci untuk orang tua dalam memandu
kemandirian anak di usia ini adalah:
·
Membersamai
anak-anak dalam proses latihan kemandirian, tidak membiarkannya berlatih
sendiri.
·
Mau
repot di 6 bulan pertama. Bersabar, karena biasanya 6 bulan pertama ini
orangtua
·
mengalami
tantangan yang luar biasa.
·
Komitmen
dan konsisten dengan aturan
Dalam tantangan 10 hari kali ini yang ingin
saya terapkan kepada Sofia adalah:
1. Bisa makan Sendiri dan Minum Sendiri (bisa
ambil minum sendiri) – (day 1-5)
2. Bisa memakai baju/celana/kaus kaki sendiri
dan melepas baju sendiri serta menaruhnyadi bak kotor - (day
6-10)
3. Bisa sikat gigi sendiri (day 11-15)
Bismillah semoga bisa sampai 15 hari...
kalau tidak bisa semoga bisa di cut sampai 10 hari, amiiin
HARI
1
Bismillah... saya mulai hari pertama dengan
makan sendiri.
Sebenarnya kebiasaan makan sendiri sudah
saya latih sejak dia mula bisa pegang makanan.
Kurang lebih usia 9 bulan dan terus meningkat sampai dia belajar pegang
sendok kurang lebih usia 12 bulan.
Namun memang saya akui saya tidak
konsisten, karena membiarkan dia makan berarti membuang waktu saya sekian menit
untuk menemani dia makan, karena tanpa ditemani dia akan membuat makanan
berantakan, pernah sesekali dia membuat makanan rata di high chair dan lantai
dibawahnya. Terus terang mamak jadi merasa ngilu.... sehingga saya akhirnya
menyerah untuk menyuapi.
Tantangan ketiga selain LAMA dan BERANTAKAN
adalah TIDAK HABIS
Iyaa.... Sofia kalau makan sendiri lebih
sering tidak habis, terkesan dibuat mainan, padahal saya sudah selalu
menyediakan 1 porsi untuk setiap kali makan, bahkan terkadang saya kurangi
sedikit demi melihat dia menghabiskan makanan, namun apa daya yang terjadi selalu
saja sama, dia hanya makan beberapa suap dan akan beralih ke tempat lainnya
unuk bermain ataupun untuk melakukan aktifitas yang lain.
Namun kali ini saya bertekad untuk
membiarkannya makan sendiri.
Saya juga menurunkan ekspektasi saya,
membiarkan dia sedikit berantakan (sedikit yaa...hehehe)
Membiarkan dia makan lama
Dan membiarkan dia makan sesuai kebutuhan
dia
So simpel? Tidak juga! Selama dia makan
saya juga kembali menerapkan komunikasi produktif dan sesekali membacakan buku
cerita untuk dia agaaaar fokusnya tidak beralih. Bagaimana hasilnya?
Apa dia bisa makan sendiri? Bisa, pastinya
Apa berantakan? Iya, sedikit (hahhaa)
Apa lama? (ya, memang lama dibanding kalo
saya yang makan)
Dan apa kali ini dia menghabiskan makanan?
TIDAK... seperti biasanya, as always she does it...
Naah intinya, saya akan terus mencoba dia
suka dan bisa makan sendiri... ITU saja sudah CUKUP bagi saya... hehe
*turunkan ekspektasi ya bunsay.....
#hari1
#tantangan10hari
#gamelevel2
#melatihkemandiriananak
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Dafar Referensi:
Komunitas Ibu Profesional. 2017. Seri Ibu
profesional -12 Ilmu Dasar mendidik Anak. Surakarta: Gaza Media
Materi Kuliah Bunda Sayang. Melatih
Kemandirian Anak. Kelas Bunda Sayang Batch #5. Institut Ibu Profesional
Mustafa.Bacharuddin. 2008. Memahami
perilaku Kemandirian Anak Usia Dini. https://pusatkemandiriananak.com/memahami-perilaku-kemandirian-anak-usia-dini/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar