Kamis, 25 April 2019

Melatih Kemandirian Anak-day1





Assalamualaikum bunda....
Hari ini kita bertemu lagi setelah saya absen beberapa hari. Sekarang kita akan berbicara mengenai Kemandirian Anak. Mengapa kemandirian ini penting?
Sebelum itu kita harus tahu dulu apa sih yang dimaksud dengan kemandirian? Kemandirian adalah sikap dan perilaku seseorang yang mencerminkan perbuatan yang cenderung individual (mandiri), tanpa bantuan dan pertolongan dari orang lain. Kemandirian identik dengan kedewasaan, berbuat sesuatu tidak harus ditentukan atau diarahkan sepenuhnya oleh orang lain
Menurut Bacharuddin Mustafa (2008) kemandirian adalah kemampuan untuk mengambil pilihan dan menerima konsekwensi yang menyertainya.Kemandirian pada anak-anak mewujud ketika mereka menggunakan pikirannya sendiri dalam mengambil berbagai keputusan; dari memilih perlengkapan belajar yang ingin digunakannya, memilih teman bermain, sampai hal-hal yang relatif lebih rumit dan menyertakan konsekwensi-konsekwensi tertentu yang lebih serius
Kemandirian anak sangat diperlukan dalam rangka membekali mereka untuk menjalani kehidupan yang akan datang.  Dengan kemandirian ini seorang anak akan mampu untuk menentukan pilihan yang ia anggap benar, selain itu ia berani memutuskan pilihannya dan bertanggung jawab atas resiko dan konsekwensi yang diakibatkan dari pilihannya tersebut.
Kemandirian membuat anak-anak lebih cepat selesai dengan dirinya, sehingga ia bisa berbuat banyak untuk orang lain.

Apa yang diharapkan orang tua dari anak anak ketika mereka telah dewasa adalah menjadi diri yang mandiri bukan? Karena itu persiapan untuk memandu kemandirian anak diperlukan sedini mungkin.  Orang tua mana yang tidak akan bangga jika mrmiliki putra putri yang mandiri sejak usia muda?
Jika kita memiliki anak perempuan, maka kita tengah menyiapkan calon ibu yang kuat buat keluarga. Bila kita memiliki anak lai laki maka dia akan menjadi pemimpin bagi diri sendiri, bagi keluarganya kelak, dan perantara rejeki bagi orang lain.

Kapan waktu yang tepat untuk memulai melatih kemandirian pada anak anak? Sejak mereka sudah tidak masuk kategori bayi lagi, baik secara usia maupun secara mental.
Secara usia seseorang dikatakan bayi apabila berusia 0-12 bulan, secara mental bisa jadi pola asuh kita membiarkan anak-anak untuk selalu dianggap bayi meski usianya sudah lebih dari 12 bulan.


TOLAK UKUR KEMANDIRIAN ANAK USIA 1-3 TAHUN
Saat ini Sofia menginjak usia 2 tahun. Dimasa usia 1-3 tahun anak dapat diajarkan untuk mengontrol diri sendiri. Mereka diharapkan untuk bisa memenuhi kebutuhannya. Misalkan keinginan untuk BAK/BAB , mereka setidaknya bisa mengutarakan keinginannya untuk pergi ke kamar mandi, Atau ketika lapar, mereka bisa mengutarakan keinginanya untuk makan, membutuhkan makanan. Idealnya mereka bisa dilatih untuk  menyelesaikan urusan diri sendiri.

Kunci untuk orang tua dalam memandu kemandirian anak di usia ini adalah:
·         Membersamai anak-anak dalam proses latihan kemandirian, tidak membiarkannya berlatih sendiri.
·         Mau repot di 6 bulan pertama. Bersabar, karena biasanya 6 bulan pertama ini orangtua
·         mengalami tantangan yang luar biasa.
·         Komitmen dan konsisten dengan aturan

Dalam tantangan 10 hari kali ini yang ingin saya terapkan kepada Sofia adalah:
1.     Bisa makan Sendiri dan Minum Sendiri (bisa ambil minum sendiri) – (day 1-5)
2.    Bisa memakai baju/celana/kaus kaki sendiri dan melepas baju sendiri serta menaruhnyadi bak kotor  -  (day 6-10)
3.    Bisa sikat gigi sendiri (day 11-15)

Bismillah semoga bisa sampai 15 hari... kalau tidak bisa semoga bisa di cut sampai 10 hari, amiiin

HARI 1
Bismillah... saya mulai hari pertama dengan makan sendiri.
Sebenarnya kebiasaan makan sendiri sudah saya latih sejak dia mula bisa pegang makanan.  Kurang lebih usia 9 bulan dan terus meningkat sampai dia belajar pegang sendok kurang lebih usia 12 bulan.
Namun memang saya akui saya tidak konsisten, karena membiarkan dia makan berarti membuang waktu saya sekian menit untuk menemani dia makan, karena tanpa ditemani dia akan membuat makanan berantakan, pernah sesekali dia membuat makanan rata di high chair dan lantai dibawahnya. Terus terang mamak jadi merasa ngilu.... sehingga saya akhirnya menyerah untuk menyuapi.
Tantangan ketiga selain LAMA dan BERANTAKAN adalah TIDAK HABIS
Iyaa.... Sofia kalau makan sendiri lebih sering tidak habis, terkesan dibuat mainan, padahal saya sudah selalu menyediakan 1 porsi untuk setiap kali makan, bahkan terkadang saya kurangi sedikit demi melihat dia menghabiskan makanan, namun apa daya yang terjadi selalu saja sama, dia hanya makan beberapa suap dan akan beralih ke tempat lainnya unuk bermain ataupun untuk melakukan aktifitas yang lain.
Namun kali ini saya bertekad untuk membiarkannya makan sendiri.
Saya juga menurunkan ekspektasi saya, membiarkan dia sedikit berantakan (sedikit yaa...hehehe)
Membiarkan dia makan lama
Dan membiarkan dia makan sesuai kebutuhan dia

So simpel? Tidak juga! Selama dia makan saya juga kembali menerapkan komunikasi produktif dan sesekali membacakan buku cerita untuk dia agaaaar fokusnya tidak beralih. Bagaimana hasilnya?
Apa dia bisa makan sendiri? Bisa, pastinya
Apa berantakan? Iya, sedikit (hahhaa)
Apa lama? (ya, memang lama dibanding kalo saya yang makan)
Dan apa kali ini dia menghabiskan makanan? TIDAK... seperti biasanya, as always she does it...
Naah intinya, saya akan terus mencoba dia suka dan bisa makan sendiri... ITU saja sudah CUKUP bagi saya... hehe
*turunkan ekspektasi ya bunsay.....


#hari1
#tantangan10hari
#gamelevel2
#melatihkemandiriananak
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

Dafar Referensi:
Komunitas Ibu Profesional. 2017. Seri Ibu profesional -12 Ilmu Dasar mendidik Anak. Surakarta: Gaza Media
Materi Kuliah Bunda Sayang. Melatih Kemandirian Anak. Kelas Bunda Sayang Batch #5. Institut Ibu Profesional
Mustafa.Bacharuddin. 2008. Memahami perilaku Kemandirian Anak Usia Dini. https://pusatkemandiriananak.com/memahami-perilaku-kemandirian-anak-usia-dini/

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar