Jumat, 05 April 2019

Fokus Pada Solusi, Bukan Masalah (Komunikasi Produktif) pada Anak.


"Gubrak....." terdengar suara jatuh, diiringi suara tangisan pecah
"Hayooo.... Sofia lagi apa? Nah, kan airnya tumpah? basah ya bajunya? klo kayak gini kakak bisa terpeleset juga.... 
makannya hati hati dong...."

Adakah yang pernah mengalami hal yang saya alami di atas?
kemudian menerocos khas emak emak pula seperti saya di atas?

nah, walaupun ini sudah hari ke-9 dalam tantangan 10 hari komunikasi produktif, tapi pada kenyataannya masih sulit juga untuk memanajemen diri ini melakukan komnikasi produktif dengan anak. dalam percakapan di atas selain hilang sudah kaidah KISS (keep short and simple), sudah pasti ngomongnya pake intonasi tinggi yaa (bukan lemah lembut bak ibu peri) , dan yang lebih parah lagi kata kata yang berloncatan keluar dari mulut saya lebih fokus pada masalah
yup! betul bukan??? 

yang pertama, kata airnya tumpah (yaiya...sudah jelas ini permasalahan utamanya)
selanjutnya bajunya basah (efek dari air yang tumpah, dan ini adalah msalah yang kedua)
Yang ketiga adalah: klo kayak gini kakak bisa terpeleset juga (ini bayangan masalah yang belom terjadi tapi bisa dan  mungkin saja terjadi)
(makannya) hati hati dong...!;  
nah ini mungkin adalah solusi yang datangnya terlambat, hehee
belom selesai yaa.... ya belom selesai,,, biasanya sambil ngelap lantai saya masih juga nerocos, 
"kalo kayak gini kan mia capek,"
" tuh kan bajunya baru aja ganti trus ganti lagi...."
daaan seterusnyaaa kalopun di terusin sih bisa ajan, namun biasanya Si Comel udah buruan nerocos dengan kata katanya yang babling, mungkin melakukan pembelaan diri, atau kalo ga gitu dia langsung menangis..... uaaaaaaa
akhirnya buyar deh semuanya
lantai basah, 
badan capek ngepel
anak kiciks nangis pula
haloooooo.....

Dalam kaidah komunikasi produktif (kepada anak) ataupun kepada siapapun lawan bicara kita, sangat penting mengatur fokus kita pada solusi bukan pada masalah. Namun tentu saja hal ini terbukti sulit ya ibu ibu? apalagi kalau kondisi kita dalam puncak emosi,,,, duh duuuh rasanya pengen senggol bacok..... 
Jadi yang perlu kita lakukan salah satuya adalah manajemen emosi kita dan satu lagi adalah manajemen fokus. 

Kalau kita senantiasa fokus pada solusi ketika masalah datang, maka kita memberikan kesempatan pada otak kita (khususnya sisi kreatifitas) untuk bekerja dan mencari jalan keluarnya). Kalau ini sering dilakukan maka sama artinya kita melatih otak untuk kreatif dan inovatif.
Sebaliknya, manakala kita fokus pada masalah yang ada, maka kita menutup jalan otak kita untuk bisa berpikir dan berkembang. Ujung-ujungnya, hanya mengeluh dan selalu merasa tidak pernah ada jalan keluar untuk masalah ini.
So, dari sini kita paham bahwasannya fokus sangat penting. Terkadang, krisis dan depresi bukan disebabkan oleh masalah yang ada, melainkan disebabkan oleh krisis fokus/perhatian. Kita lebih fokus pada masalah-masalah sepele dibanding pada masalah yang penting. 

MIsalkan dalam kasus di atas nih, saya lebih mementingkan masalah baju basah, lantai basah, capek dan sebagainya sementara fokus solusi dari masalah utama yaitu bagaimana Sofia tidak jatuh saat mengambil minum malah terabaikan. 

Fokus adalah salah satu kunci dalam melakukan Problem solving
Fokus dapat dikategorikan menjadi 3. Pertama, involuntary focus. Kedua, voluntary focus. Ketiga mind wandering alias melamun.
Yuuk kita coba kupas satu satu ya bund...saya juga lagi belajar nih!
Hehehe....


1. Involuntary Focus
Ketika tiba-tiba terdengar suara yang mengejutkan, kita akan  menengok ke sumber suara secara langsung/ spontan . Atau, ketika tampak pemandangan aneh, secara spontan kita akan memperhatikannya bukan? Mengapa demikian? Mengapa suara dan pemandangan aneh itu menarik perhatian?
Semua itu disebabkan involuntary focus (fokus yang tidak disengaja) kita bekerja. Sebagaimana namanya, involuntary focus bekerja secara refleks alias tanpa disengaja. Munculnya stimulus (suara mengejutkan dan pemandangan aneh, misalnya) membuat involuntary focus bereaksi. Dan, wujud reaksinya yaitu menoleh ke sumber suara secara refleks.

Jadi, involuntary focus atau fokus yang tidak disengaja adalah fokus yang terjadi berkat rangsangan luar, di mana munculnya fokus ini tidak kita sengaja. Sebaliknya, fokus ini terjadi secara otomatis ketika rangsangan muncul. 

Involuntary focus bekerja saat bertemu rangsangan luar yang berupa suara-suara aneh, pemandangan aneh, peristiwa mengejutkan, ancaman, dan sesuatu yang baru.

Nah, hal ini juga sering kali kita lakukan saaatsapa bunsay? Kapan seringkali kita tidak dapat mengendalikan fokus kitaK?
Yupp seperti saat kita buka shopee, lazada daan kawan kawan... 😂😂 Atau saat kita
berselancar di dunia maya, dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dari satu situs ke situs lain daaaan pada akhirnya kita tanpa sadar telah menghabiskan waktu di dunia maya,, wkwkkw

2. Voluntary Focus
Saat membaca buku, menulis, atau menjelaskan, kita menggunakan voluntary focus/fokus yang disengaja. Fokus ini terjadi secara disengaja alias secara sadar bunda. 
Nah, kita menggunakan voluntary fokus kita
Saat menjumpai rangsangan seperti musik, deru mesin kendaraan, bunyi hp.

Ini artinya, dengan sengaja, kita memusatkan perhatian pada satu hal (misal, buku) dan mengesampingkan bebunyian lainnya.

Kemampuan dalam mengatur voluntary focus sangat penting. Voluntary focus akan menyelamatkan dari gangguan yang menguras involuntary focus . Saat involuntary focus terus menerus bereaksi terhadap rangsangan luar (suara aneh, kejadian mengerikan, berita menarik). Kita bisa menaklukkannya dengan voluntary fokus.

Voluntary focus dibagi menjadi dua kategori, yaitu narrow focus dan broad focus

a. Broad Focus
Broad focus/fokus luas adalah fokus di mana kita meluaskan pandangan kita; Broad focus adalah fokus di mana kita memandang berbagai detail dalam satu sistem yang tak terpisahkan.
Contoh penggunaan broad focus yaitu ketika mencari seseorang di tengah kerumunan. Apa yang kita lakukan ketika mencari seseorang di tengah kerumunan? kita meluaskan pandangan dan menyisir satu persatu individu dalam kerumunan itu, bukan? Nah, hal itu kita lakukan dengan broad focus.
Bagaimana dengan narrow focusNarrow focus merupakan kebalikan dari broad focus. Berikut ini penjelasannya.

b. Narrow Focus
Narrow focus alias fokus sempit adalah fokus di mana kita memperhatikan detail sebagai bagian yang  berdiri sendiri dan terpisah dari detail lainnya.

3. Mind Wandering
Melamun sejatinya merupakan salah satu bentuk fokus. Seringkali, saat melamun, pikiran kita melayang-layang pada masalah yang sedang kita hadapi.
Nah, hal ini mengindikasikan bahwa aktivitas melamun bukanlah aktivitas yang sia-sia. Mengapa? Karena, kita memikirkan masalah kita. Melamun merupakan salah satu cara untuk mencari solusi atas masalah yang sedang kita hadapi.
Itulah mengapa, seringkali, masalah terpecahkan bukan saat kita berpikir, melainkan saat kita melamun.
Demikian 3 kategori fokus sebagaimana dijelaskan para pakar. Dalam memecahkan masalah, kitadapat mengatur fokus dengan cara menggeser fokus dari satu bentuk/kategori ke bentuk lainnya. Contohnya, Ketika kita menghadapi masalah di atas. Kita bisa mengubah fokus kita dari narrow fokus, (baju basah, lantai basah, yang merupakan fokus masalah detail) kepada broad fokus (yakni masalah utama: minuman tumpah) dan dengan demikian kita fokus pada solusi bagaimana agar saat mengambil minum tidak tumpah lagi. 


Sumber referensi :
Materi Kuliah  Bunda Sayang Batch #5. 2019. Komunikasi Produktif. Institut Ibu Profesional
Ulwia, Rina. 2015. Manajemen Fokus: Rahasia memecahkan masalah. https://aquariuslearning.co.id/manajemen-fokus/

#hari9
#gamelevel1
#tantangan10hari
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional


Tidak ada komentar:

Posting Komentar