...ada anak yang menurut karena takut, dan ada anak yang menurut karena taat. Manakah yg paling kita inginkan? Tentu pilihan yang terakhir. Maka kuncinya berikan kepercayaan pada anak kita
-Septi Peni Wulandani, Founder Institut Ibu
Profesional-
Hai, bunda sa yang... tentunya kita semua setuju dengan quote dari Founder Institut ibu Profesionional di atas.
Nah, salah satu bentuk dalam memberikan kepercayaan
kepada anak kita adalah dengan membentuk rasa percaya diri melalui komunikasi
produktif. Dari kemaren kita sudah membahas mengenai komunikasi
produktif ini dan hari ini kita akan berfokus ke depan bukan pada masa
lalu....maksudnya bagaimana bunda?
Yuuk, kita intip kebiasaan buruk saya yang terkadang terlepas begitu saja, hihihi..... (ampuuun ya bunda, jangan di tiru ini mah mia lagi proses belajar juga jadi ibu yang baik)
Yuuk, kita intip kebiasaan buruk saya yang terkadang terlepas begitu saja, hihihi..... (ampuuun ya bunda, jangan di tiru ini mah mia lagi proses belajar juga jadi ibu yang baik)
Pagi ini seperti biasa adegan romantis antara saya dan
sofia saat dia mau mandi
"Sofia udah siap mandi belom?", tanya saya
"Iyaaaah....." dia meninggalkan mainannya
dan melangkah menuju kamar mandi.
Saya tergopoh mengikuti dia, dan membantunya melepas
baju (Sofia masih dalam tahapan belajar melepas baju, kalau baju berkancing dia
belum bisa melepas kancingnya) selanjutnya dia meminta baju kotornya dan
lari ke belakang, ke keranjang baju kotor namun belum juga semenit dia berlalu,
teriba terdengar
BRUK...
brak....
diiringi suara jeritan nya yang khas "eaaaa.....uaaaaa"
Saya yang sedang menyiapkan air di kamar mandi sontak
terkaget dan lengsung berlari ke tempat dia terjatuh
"Sofia mesthi deh gitu, kenapa sih mesthi lari ga
jalan saja? kan mia udah bilang, jalan aja, kalau gini jatuh kan sakit.....”
the power of emak emak keluar....nyerocos sana sini minta ampuuun......
Sofia terdiam, cemberut sambil menatap saya...
Nah, apa bunda mengalami hal yang sama dengan saya? Kata kata yang tadi saya ucapkan, ini sering banget terjadi di berbagai situasi, misalkan”
"Tuuuh kan?"
“Apa mia bilang"
"Nah kan, sofiaa mesthi aja gitu!!!"
Nhahaa..... setelah saya pelajari mengenai komunikasi produktif, jelas yang saya katakan ini bukan termasuk dalam pola kalimat produkti.
Jadi apa yang sebaiknya saya katakan? Dalam prinsip
komunikasi kali ini,
Fokus ke depan, bukan pada masa lalu. Jika anak melakukan kesalahan,
beri kesempatan kembali. Sampaikan resiko serta solusi sebagai antisipasi
sebelum kejadian yang sama terulang. Jadi anak memahami resiko dan solusinya,
sehingga mereka tetap semangat untuk mencoba kembali. Tidak perlu
mengungkit-ungkit kesalahannya di masa lalu.
Jadi,seharusnya sebelum dia berlari menyimpan
baju kotornya, saya sudah mengantisipasi dengan memberikan solusi melalui
kaidah KISS
"Sofia simpan baju ya..."
"jalan kaki saja...., pelan pelan"
“'nanti kalau jatuh sakit...."
mungkin sebaiknya saya katakan sesaat sebelum
dia melepas pakaian, atau bahkan jauh jauh sebelumnya saat dia masih asyik
mainan, dengan begitu dia lebih bisa mencerna kata kata saya.
Apa yang akan kita dapatkan dari fokus ke depan bukan masa lalu ini adalah?
- Membuat anak lebih percaya diri.
Mengapa? karena tanpa sadar dengan mengungkit masa lalu, justru akan
membuat proses pembelajaran anak kita mundur ke belakang, dia akan merasa
dihantui rasa bersalah, merasa tidak ada kemajuan sehingga mengurangi rasa
percaya dirinya.
Sebaliknya ketika kita fokus ke masa depan kita memberikan rasa percaya
diri pada anak, untuk terus menerus mencoba dan membuatnya semangat untuk
belajar
- Memberikan energi positif pada anak dan pada kita
sendiri
Nah, kata kata yang keluar dari kita menunjukkan bagaimana kualitas diri
kita bukan? jika kata kata positif yang kita keluarkan maka hal ini akan lebih
membuat anak yang mendengarkan ucapan kita dan diri kita sendiri lebih bersikap
positif memandang pada proses masa depan.selain itu kata kata yang mengungkit
masa lalu membuat kita kesal karena mengingat kembali hal hal buruk di masa
lalu.
- Efektifitas waktu.
Apa yang bunda rasakan atau terjadi saat kita mengucapkan "tuuh..mama
bilang juga apa?" anak kan merasa kesal bukan,? yang sering saya alami
adalah demikian dan biasanya si anak malah menangis, ngambek, cemberut, dan
aktifitas kita jadi terganggu, yang harusnya sudah selesai malah belum selesai,
yang seharusnya harus move on ke pekerjaan lain yang ini malah terhadang dan ga
selesai selesai, ujung ujungnya jad emosi juga.... hehehe
Baiklah
bunda... karena mia belom masak hari ini, kita masak masak dulu yaa... sampai
jumpa besuk pagi....
Sumber
referensi:
Antariksa,
Yhodia. 2017. Empat Dasar Komunikasi Produktif. https://pengusahamuslim.com/5542-empat-prinsip-dasar-komunikasi-produktif.html
Comulya,
Berni. 2018. Fokus Ke Msa Depan” https://www.studilmu.com/blogs/details/fokus-ke-masa-depan
Materi
Kuliah Bunda Sayang batch #5. 2019. Komunikasi Produktif Institut Iu
Profesional
#hari8
#tantangan10hari
#gamelevel1
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar