Selasa, 02 April 2019

Membangun Frame Kalimat Positif (Komunikasi Produktif dengan Anak) Part 1



"Sayang, jangan lari lari dong...."
Hmmm.... siapa yang sering mengatakan ini pada anak saat melihat mereka muter muter, berlarian tidak mau berhenti. Cuuuung....sama, saya juga iya! apalagi kalo udah lost control ya.... si kakak tidak mau berhenti terus saja berlari lari akhirnya beruntut kata kata jangan bla bla bla.... nanti jatuh, awas nanti....daaan seterunya.
Kalau diperhatikan ada banyak sekali komunikasi tidak produktif yang terjadi disini
yang pertama: menggunakan kata jangan,
yang kedua terlalu banyak kalimat majemuk, dan hilang sudah kaidah KISS (keep it simple and short) yang sudah kita pernah bahas sebelumnya

Baiklaaah...bundsay, siang ini kita akan kupas mengupas kembali mengenai komunikasi produktif dengan anak (fokusnya), namun ini juga bisa di terapkan kepada pasangan kita dan juga orang lain (bisa kepada teman, orangtua dan sebagainya). Daaan fokus utama kali ini mengenai pembahasan komunikasi produktif dalah Membangun FRAME KALIMAT POSITIF. Udah kebayang kan? bagaimana kita membangun frame kalimat positif ini?

Yup ada beberapa hal yang akan kita bahas bunda sayang mengenai membangun frame kalimat positif ini
yang pertama : Mengatakan apa yang kita inginkan bukan apa yang tidak kita inginkan
dan yang kedua: mengganti kata TIDAK BISA menjadi BISA

Untuk Pembahasan yang pertama, mengatakan apa yangkita inginkan bukan apa yang tidak kita inginkan. Masa kanak kanak adalah masa dimana rasa ingin tahu anak melambung tinggi, mereka sering melakukan berbagai kegiatan yang terkadang menurut kita "agak berbahaya" sehingga tanpa sadar kita sering mengucapkan jangan ini jangan begitu nanti begini dan nanti begitu kepada anak. Kata ‘jangan’ akhirnya menjadi kata yang paling sering dikeluarkan oleh orang tua. 
Dra. A. Ratih. Andjayani Ibrahim, MM., Psikolog, menyarankan orang tua untuk menghindari kalimat negatif yang mengandung kata ‘jangan’ pada anak. Menurutnya, penggunaan kata ‘jangan’ justru akan berakibat buruk bagi pertumbuhannya. Hal ini karena dalam penggunaan kata jangan selalu diikuti dengan kata lain yang justru membuat ambigu dari penggunaan kata itu sendiri.
Misalkan: jangan duduk, jangan berlarian, dalam rekaman otak anak terutama yang masih berusia di bawah dua tahun seperti Sofia maka akan terjadi selisih penerimaan informasi dalam otak. ketika kita mengucapkan kata "jangan duduk", maka kata duduk yang kan melintas di otaknya, demikian seterusnya.
Mungkin penggunaan kata jangan ini memang efektif ketika orang tua kita dahulu mengasuh kita dan mencoba membatasi ruang gerak kita, Namun, perkembangan dari lingkungan anak sekarang sudah berbeda. Tanpa dibatasi, ruang gerak anak sudah sangat terbatas. Oleh karena itu, orang tua saat ini harusnya lebih bisa menyesuaikan ajaran, sehingga pesan yang ingin disampaikan pun tetap dapat diterima dengan baik oleh anak. Selain itu Ayah Edy, dia mengatakan pada buku "Ayah Edy Menjawab hal. 30",
"...gunakan kata-kata preventif, seperti hati-hati, berhenti, diam di tempat, atau stop.  Itu sebabnya kita sebaiknya tidak menggunakan kata "jangan" karena alam bawah sadar manusia tidak merespons dengan cepat kata "jangan"..."

Disini lantas terjadi perdebatan panjang, apakah penggunaan kata jangan dilarang? dan menjadi kontroversial... hehe

Mari kita lihat fakta akan kata kontroversial ‘jangan’ ini dalam al-quran.
Ada 6.236 ayat dalam alquran.  Dan kata ‘jangan’ tersebar di 368 ayat, Itu berarti ada sekitar 5.868 ayat yang TIDAK memiliki kata jangan. Untuk itu, berarti…kata ‘jangan’ bahkan tidak sampai 6% dalam ayat-ayat alquran
lalu apa di ayat-ayat sisanya?
·        dirikanlah shalat… bukan JANGAN tinggalkan shalat
·        tunaikalah zakat…bukan JANGAN lupa berzakat
·        rukuklah bersama orang-orang yg rukuk
·        ingatlah…..bukan JANGAN lupakan
·        penuhilah janji..bukan JANGAN ingkar janji
·        berimanlah..
·        makanlah makanan yg baik baik, dan seterusnya
Yang wajib jangan, HARUS tetap JANGAN.
·        Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, (2:11)
·        Janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil (2:60)
·        Janganlah kamu menyembah selain Allah,(2: 83)
·        Janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam (2:132)
·        Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan (2:168)
·        dan 363 ayat ‘jangan’ lainnya.
Dan betul, dalam surat Luqman di sebutkan 7 kata jangan. Tapi Luqman juga mengatakan pada anaknya: bersyukurlah (bukan Jangan kufur nikmat), berbuat baiklah kepada kedua orang tua (bukan Jangan durhaka), dirikanlah shalat (bukan Jangan lupa shalat), suruhlah manusia mengerjakan yg baik (bukan Jangan mengajak dlm keburukan), bersabarlah terhadap apa yg menimpamu, sederhanakanlah dalam berjalan, dan lunakkanlah suara.
Dengan meminimalisir kata jangan, anak akan tidak memukul teman karena dalam quran dikatakan bahwa Allah menyukai orang yg berbuat baik (2:195).
Dengan meminimalisir kata jangan, anak akan tidak sombong, karena allah mengatakan “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati” (25:63)

Nah, demikian bundsay... Dalam praktik tantangan 10 hari kali ini, saya tetap belajar meminimalisir kata jangan, sebagai upaya membentuk frame kalimat positif kepada otak anak. Dan seperti di sebutkan di beberapa referensi di atas kata "jangan" bukan berarti tidak diperlukan, tetapi ada saat saat tertentu dimana penggunaan kata jangan ini harus dimininalisir.
Hal ini juga bertujuan untuk menumbuhkan frame positif pada otak anak, misalkan
"Jangan naik naik" diganti dengan kata "sofia duduk"
Atau
"Jangan berlari " diganti "yuuk jalan saja"

Nah, dalam kalimat kedua, selalu ada frame positif dan kosa kata yang lebih simpel diterima oleh otak (Lebih fokus dan tidak ambigu)
Tentu nya untuk hal hal tertentu, terutama dalam kaidah akhlaq dan ketauhidan saya tetap setuju untuk menggunakan kata jangan

Baiklah bunda...kita lanjutkan besuk lagi untuk part 2 mengenai membangun kalimat positif....


Sumber Referensi:
Author Sayangi Anak. 2014. Ini jawaban dari pelarangan kata jangan dalam pengasuhan anak dalam AlQuran.  http://sayangianak.com/ini-jawaban-dari-pelarangan-kata-jangan-dalam-pengasuhan-anak-dalam-al-quran/

Materi kuliah bunda sayang batch #5. 2019.Komunikasi Produktif. institut Ibu Profesional

#hari6
#kiliahbundasayang
#tantangan10hari
#gamelevel1
@institutibu.profesional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar