Kamis, 09 Mei 2019

Memandu Kemandirian Anak

Kamis, Mei 09, 2019 0 Comments


Assalamualaikum bunda...
Tidak terasa selama 15 hari ini kita membahas banyak hal mengenai kemandirian anak, mulai dari latihan makan sendiri, mengenakan pakaian, memakai kaos kaki dan sepatu samapai membereskan mainan. Hari ini hari terakhir challenge 10 hari, yang dikerjakan selama 15 hari namun bukan berarti terakhir ya... banyak hal yang bisa kita review dalam 15 hari ini diantaranya:

  • 1.     Aku bisa makan dan minum sendiri

Melatih anak makan dan minum sendiri merupakan hal yang sangat penting dilakukan. Karena makan dan minum merupakan kebutuhan pokok setiap manusia sehingga setiap anak harus dan wajib bisa melakukannya sendiri
Memang tidak mudah dan harus ekstra sabar dalam melatih dua hal ini. Karena melaih anak makan minum sendiri juga memicu emosi. Terkadang anak membuat kotor dengan makanan dan minumannya, terkadang anak tetiba tidak mau makan sendiri atau makan tapi prosesnya lamaaa sekali, dan bisa saja sehari ganti baju berkali kali karena mereka menumpahkan minum di bajunya.
Namun bunda disini harus tetap bermain cantik, membulatkan tekad dan tidak boleh menyerah, tidak bisa tetiba mengambil alih untuk menyapi ketika anak tetiba tidak mau makan.
Banyak trik yang bisa dlakukan untuk menyiasati ini, dan mia pun masih terus belajar, namun yang pasti adalah anak tidak mau makan juga pasti ada sebabnya. Mengetahui sebabnya kemudian mencari solusi adalah hal pertama yang dilakukan.
Sedangkan untuk baju yang basah saat latihan minum, memang tidak bisa di cegah. Bunda harus siap dengan setumpuk pakaian kotor dan menyediakan yang bersih, selain itu mendampingi anak minum dengan menggunakan kata kata produktif seperti
“minum pelan pelan”
“minum dengan duduk”
Dan banyak lainnya sehingga meminimalkan air yang tumpah di baju




  • 2.    Aku bisa pakai celana dan pakai kaos ablong
Latihan kemandirian yang tidak kalah pentingnya adalah memakai pakaian. Yang aling mudah tentunya melepas dan memakai celana selanjutnya meleas dan memakai baju tanpa kancing/tanpa resleting atau kaos oblong. Dengan membiasakan anak anak melepas dan memakai pakaian mereka sendiri membuat anak lebih riang dan merasa senang memakai baju sendiri.

  • 3.    Aku bisa pakai kaos kaki dan sepatu sendiri.
Sama halnya dengan memakai pakaian sendiri, memakai kaos kaki dan sepatu hanya membutuhkan laihan dan kebiasaan, serta berlatih membedakan mana yang kanan dan mana yang kiri, dan hingga saat ini Sofia masih sulit membedakan mana kaos kaki yang kanan atau yang kiri demikian pula dengan sepatu kanan dan sepatu kiri. Namun dengan latihan dan membiasakan anak anak memakai kaos kaki dan sepatu sendiri hal tersebut akan bisa teratasi.


  • 4.    Aku membereskan mainanku sendiri.
Salah satu kemandirian lain yang saya ajarkan pada anak adalah melatih kerapian, dan itu bisa dilakukan dengan membeeskan mainan mereka sendiri, memasukkan baju kotor ke tempatnya, membuang sampah ketempatnya. Hal ini lebih muda dilakukan karena kita sebagai orang tua bisa mencontohkan terlebih dahulu, dan melibatkan mereka saat membersihkan rumah.
Tentu saja dalam melatih kemandirian anak ini, orang tua harus pandai pandai menaklukkan emosi. Kecenderungan untuk tidak sabar, ingin membantu, dan kerepotan urusan lainnya juga bisa membuat latihan kemandirian ini sedikit terganggu. 


Ada sdikit trik dan tips yang dilansir dari beberapa literasi bagaimana mengajarkan dan memandu kemandirian anak:
1. Beri kesempatan
Libatkan anak dalam melakukan sesuatu, dan beri mereka kesempatn untuk melakukannya. Hal ini akan membuat anak merasa percaya diri dan akan meningkatkan kemampuan mereka jika di latih  terus menerus
2. Beri waktu
Melatih anak mengerjakan suatu pekerjaan tidak dapat dilakukan secara instan. Anak membutuhkan waktu untuk memahaminya.
3. Jangan berharap sempurna
Tentu saja latihan memerlukan proses, tidak langsung instan. Sehingga kita sebagai orang tua tidak bisa meminta hasil yang sempurna kepada anak anak kita terutama pada saat proses. Fokus kepada proses pada masa ini lebih penting daripada fokus kepada hasil.
4. Perhatikan kondisi anak
Kondisi anank tidak selalu baik, terkadang mereka sakit, sednag tidak mood, sedang tidak ingin melakukan sesuatu atau fokusnya teralih terhadap hal yang lain. Maka kita sebagai orang tua sebaiknyalebih memberikan empati dan tidak memaksa mereka, karena memaksa anak justru akan membuat mereka merasa tertekan dan malas untuk mencoba kembali.
5. Beri pujian
Tetap beri semangat dan pujian kendati anak keliru saat melakukan latihan. Setiap kemajuan yang dilakukan anak anak adalah hal yang sangat besar bagi mereka dan kita sebagai orang tua wajib mengapresiasinya.
Tetap semangat dalam memandu anak anak belajar kemandirian bunda....

#hari15
#tantangan10hari
#gamelevel2
#melatihkemandiriananak
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

Dafar Referensi:
Author. 2016. https://cantik.tempo.co/read/825659/5-jurus-meningkatkan-kemandirian-anak
Komunitas Ibu Profesional. 2017. Seri Ibu profesional -12 Ilmu Dasar mendidik Anak. Surakarta: Gaza Media
Materi Kuliah Bunda Sayang. Melatih Kemandirian Anak. Kelas Bunda Sayang Batch #5. Institut Ibu Profesional


Rabu, 08 Mei 2019

Melatih Anak Hidup Rapi (Mengembalikan mainan, Menaruh baju di tempatnya)

Rabu, Mei 08, 2019 0 Comments


Hal yang tidak kalah penting dalam mengajarkan kemandirian pada anak anak adalah membiasakan untuk bisa hidup dengan rapi, seperti halnya membereskan mainan sendiri dan menyimpan pada tempatnya, menaruh baju kotor di tempatnya, membuang sampah di tempatnya dan sebagainya. Sama seperti latihan kemandirian yang lain, membiasakan untuk hidup rapi juga bisa dimulai di usia sedini mungkin. Usia 2 tahun, bahkan mungkin kurang  anak anak sudah bisa dilatih untuk membiasakan dii hidu bersih dan sehat.

"Mulailah mengajarkan anak pentingnya merapikan barang-barang sejak awal, sehingga lama-lama mereka akan terbiasa," kata Dr Donna Thomas-Rodgers, seorang penulis dan leadership coach.

Lantas apa saja yang perlu disiapkan bunda dan ayah dalam mengajari si kecil untuk biasa hidup rapi?
Berikut adalah beberapa prinsip yang bisa orang tua pakai dalam memandu anak anak berlatih kemandirian, hidup rapi.

1.     Rapikan setelah selesai
Ha ini bisa dimulai dari membiasakan anak untuk mengembalikan mainan pada tempatnya setelah selesai bermain. Atau, memasukkan pakaian ke keranjang baju kotor setelah dipakai bisa juga dengan mengajari anak untuk membuang sampah di tempatnya.
"Anda juga bisa mengajarkan mereka untuk mengembalikan satu mainan ke tempatnya, sebelum ia mengambil mainan lainnya," kata professional organizer Sarah Giller Nelson. "Dengan demikian, anak akan mengetahui bahwa setiap benda itu ada tempat penyimpanannya."
Nah, tentu saja dalam hal ini teladan dari orang tua sangat penting ya.... Orang tua harus konsisten memberi contoh kepada anak anak untuk merapikan barang barang setelah dipakai, menyimpan pada tempatnya. Dan tentu saja contoh yang paling mudah bagi anak adalah mearuh baju kotor di tempatnya atau membuang sampah di tempat sampah.
Selain itu latihan mengembalikan mainan pada tempatnya bisa membuat mereka mudah dalam menemukan mainannya. Sehingga bunda tidak memerlukan waktu lama saat mencari mainan anak.
Anak anak bisa diajario dengan diajak ikut serta membersihkan mainannya. Dan ini bisa dibilang berhasil.
Ketika Sofia selesai bermain, atau setiap sore sebelum dia mandi, saya selalu mengajaknya untuk bersih bersih. Saya memberi contoh bagaimana memasukkan mainan pada tempatnya. Dan alhamdulillah dia mau meniru dan mengikutinya. Bahkan dia biasanya akan memasukkan amainan ke dalam tempatnay sebelum mencari mainan yang lain,


Tapi tentu saja hal ini membutuhkan konsistensi dan komitmen yang tinggi dari kita ya bunda.... terkadang ketika buru buru saya juga khilaf dan ikut membantunya membereskan mainan. Tapi sebisa mungkin saya memberikan dai sedikit tanggun jawab terhadap mainan mainana tersebut. Seperti memintanya membawa ke kotaknya setelah saya selesai memasukkan ke wadahnya. Hal ini akan membuat dia merasa dilibatkan dan saya harap dia juga akan memiliki rasa tanggung jawab terhadap barang barangnya.

2.    Siapkan penyimpanan/ wadah khusus, seperti tempat mainan untuk anak, tempat menaruh baju kotor dan juga bisa mengenalkan anak dimana tempat menyimpan sampah di dalam rumah.
Langkah selanjutnya adalah menempatkan wadah untuk dijadikan tempat menyimpan barang milik anak anak. Seperti misalnya kotak penyimpanan atau kontainer. Bunda juga bisa menambahkan label atau gambar di setiap tempat penyimpanan tersebut, dengan begitu anak anak bisa langsung menjangkau tempat penyimpanan dan tahu dimana dia harus meletakkan barang barangnya.

  1. Orangtua Dahulu _ Memberikan Contoh.
Benar sekali bahwa anak anak tak pernah salah dalam meniru apa yang orang tuanya lakukan ya bunda ....Anak-anak belajar dengan cara meniru orangtuanya.
Sehingga dalam latihan kemandirian ini orangtua harus memberi contoh terlebih dahulu, misalkan meletakkan baju kotor di keranjang baju kotor, selalu meletakkan tempat di tempat semula, melipat baju dan memasukkan lemari, membuang sampah di tempatnya. Dengan melihat apa yang orang tuanya lakukan anak akan otomai\tis menirunya.
Selain itu ajak anak anak bersama sama membersihkan mainanya, merapikan rumah, menyapu dan kegiatan lain sehingga dia merasa asyik dan senang dengan kegiatan ini.
Seperti saat sedang membersihkan rumah saya akan melibatkan Sofia, diapun dengan senang hati mengambil sapu kecil mainanya. Woww.... biasanya ketika saya mengepel... dai juga ikut membantu me lap jendela dengan tissue basah.... memang sih, terkadang apa yang anak anak lakukan ini membuat rumah jadi lebih kotor tapi tidak masalah yang penting mereka bisa belajar.


  1. Membuat papan bintang.
 Wingate, Presiden dari Nannies4Hire, merekomendasikan orangtua untuk memiliki semacam kalender. "Tempelkan di dinding dan tandailah hari-hari ketika anak berhasil merawat dirinya secara menyeluruh. Berikan hadiah bila mereka sudah berhasil melalui fase tertentu, misalnya dalam jangka waktu satu bulan," kata Wingate.
Nah, bunda bisa menyiasati dengan membuat papan bintang atau semacamnya sebagai bentuk apresiasi dan menyemangati mereka. Karena dalam tahapan belajar ini anak juga perlu di apresiasi ya bunsay

  1.  Ajarkan anak konsekuensi hidup tidak rapi. Jika anak anak sudah agak sedikit lebih besar, kita bisa membiarkan mereka merasakan dan mengalami konsekuensi dari hidup tidak rapi. Misalkan ketika mainan berantakan, bund tidak perlu repot membersihkannya. Bila anak membutuhkan mainan dan hilang, dai akan merasakan sendiri koneskuensinya.


#hari14
#tantangan10hari
#gamelevel2
#melatihkemandiriananak
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

Dafar Referensi:
Komunitas Ibu Profesional. 2017. Seri Ibu profesional -12 Ilmu Dasar mendidik Anak. Surakarta: Gaza Media
Materi Kuliah Bunda Sayang. Melatih Kemandirian Anak. Kelas Bunda Sayang Batch #5. Institut Ibu Profesional

Selasa, 07 Mei 2019

Si kecil bisa Pakai Sepatu Sendiri

Selasa, Mei 07, 2019 0 Comments

Haaai mom dan bunda...
Hari ini hari ke dua berpuasa, semoga puasanya lancar ya...
Aaamiiin

Dan tentunya bunda tetap membersamai si kecil untuk belajar kemandirian ya...
Hari ini saya akan berbagi bagaimana Sofia belajar memakai sepatu sendiri, kalau kemarin aaya galau mana yang lebih dulu antara sepatu dan kaus kaki, sejujurnya dan bisa di bilang kalau pakai kaus kaki dan pakai sepatu atau sandal ini sepaket... Hehee
Sy lupa pastinya, Sofia sudah sejak lama bisa memakai sandal ... Sandal boasa, sandal japit, sejak dia punya sandal dia sudah pakai sandal sendiri,bahkan sebelumnya dia suka memakai sandal saya, sandal bia nya bahkan kalau di rumah akung-uti, dia suka pakai sandak rumah akung yang buat terapi ... Hohoho....

Nah sekarang peer nya adalah mengajari Sofia pakai sepatu...
Ada beberapa tips yang Mia baca dari beberaoa literasi tentang bagaimana mengajari anak memakai sepatunya sendiri

Mengajarkan Memakai Sepatu Sendiri
👟Ajarkan si kecil membedakan mana sepatu yang bagian kiri dan mana yang kanan. Untuk awalnya kita bisa memberi tanda, misalnya dengan spidol untuk sepatu sebelah kanan.
Tapi sampai sekarang entah mengapa Sofia masih sering kebalik balik makainya...
Huhu
Trus sekalinya di suruh tuker sepatunya nggak mau...


👟Minta si kecil memasukkan satu persatu kakinya.
Sebaiknya memilih sepatu berperekat velcro daripada sepatu bertali. Selain anak belum terampil menalikan sepatunya, juga berbahaya karena tali sepatu yang terlepas dari ikatan dapat menjerat kakinya.
Daan ini berhasil ya... Atau sekalian sepatubyg ga ada tali dan gada perekat, langsung masuk aja, eh eh ini mah sepatu sandal hehee

👟dan terakhir jangan lupa untuk mengajarkan pada ai kecil untuk mengembalikan sepatu yang sudah selesai dipakai pada tempatnya. Agar terbiaaa nantinya bila mereka sudah dewasa.

Oh yaaa
Jangan lupa beri pujian pada si kecil jika berhasil menggunakan sepatunya sendiri



#hari13
#tantangan10hari
#gamelevel2
#memandukemandiriananak
#kelasbundasayang
@institut.ibu.profesional

Senin, 06 Mei 2019

Aku Suka Pakai Kaus Kaki

Senin, Mei 06, 2019 0 Comments


Assalamualaikum bunda...

Dari beberapa hari ini kita sudah membahas mengenai melatih kemandirian anak.
Kalo kemaren kemaren kita berbicara tips dan trik melepas dan memakai celana, melepas dan memakai kaus oblong/ baju tanpa kancing/tanpa resleting. Nah pada hari ini kita akan fokus pasa melepas dan memakai kaus kaki

Sebenarnya mia agak kesulitan menentukan mana yang lebih dulu antara memakai kaus kaki atau memakai alas kaki, namun dengan pertimbangan bahwa latihan pakai kaus kaki bisa dilakukan sewaktu waktu dan dipakai di dalam rumah., Maka mia memilih mendahulukan memakai kaus kaki dari pada memakai alas kaki.

Kapan anak dapat diajarkan memakai kaus kaki? Jawabanya beragam ya bunda... Kalo sofia sendiri mulai belajar pakai kaus kaki sendiri sejak usia 14/15 bulan. Kenapa? Mungkin karena dia melihat Mia dan Bianya selalu pake kaus kaki saat keluar rumah, makannya dia jadi tertarik pakai kaus kaki.

Bagaimana cara mengajarkan anak memakai dan melepas kaus kaki?

* Memakai kaus kaki. Tempatkan kaus kaki di ujung jari kaki, lalu minta anak menariknya sampai ke tumit. Ajari anak menemukan bagian tumit kaus kaki dan menempatkannya di tumit anak. Minta ia mengenali bagian tersebut dari bentuknya yang menyiku. Selanjutnya, ia dapat menarik bagian atas kaus kaki.

Sebagai latihan bisa juga lho, menggunakan kaus kaki yang lebih besar dulu, seperti kaus kaki ayah atau bunda, disesuaikan ya dengan kebutuhan si kecil
Kalo Sofia dia biasanya pakai kaus kaki bia dulu buat latihan, karena kaus kaki bia lenih lebar dari pada kaus kaki dia sendiri, dan lebih pendek dari kaus kaki mia
Lama lama dia nisa pakai kaus kakinya sendiri

* Untuk melepasnya, minta anak menurunkan ketinggian kaus kaki hingga di bawah mata kaki. Kemudian, ajari anak menarik bagian belakang kaus agar dapat melewati tumit. Setelah itu, ajari anak menarik kaus kaki dari ujung jari agar terlepas.
Meski mudah, ini peelu dilakukan berulang ulang. Justru saya melihat Sofia lebih kesuoitan melepas kaus kaki daripada memakainya.
Kadang dia masih meminta pertolongan saat melepas kaus kaki sendiri, yaitu ketika kaus kaki sampai di ujung tumit, karena tersangkut sehingga sulit di tarik keluar.


Apa kendalanya dalam praktik mengajarkan kemandirian pada anak?yakni konsistensi.  Sebagai orang tua kita pun perlu belajar konsisten pada diri kita sendiri. Kita tidak perlu bersikap terlalu cemas, terlalu melindungi, atau terlalu membantu. Justru dengan memberikan kebebasan dan kepercayaan, maka anak akan mampu menjadi pribadi yang mandiri. Jangan lupa, mengatur emosi, jangan sampe kita jadi galak.
Hehe... Ini memang susaah ya, pengendalian emosi penting sekali.

Selain itu, yang selalu saya tekankan dalam latihan kemandirian ini yakni dukungan positif sangat diperlukan. Memberikan pujian, semangat, bahkan pelukan hangat sebagai bentuk dukungan terhadap usaha mandiri yang dilakukan anak. Anak akan merasa dihargai, meskipun saat itu dia berhasil atau tidak, dan ini akan meningkatkan rasa percaya diri yang sangat dibutuhkan pada proses tumbuh kembangnya.

Bersabar dan menghindari bersikap negatif pada apa pun hasilnya. Meski belepotan dan kotornya saat anak mencoba makan sendiri, atau membutuhkan waktu yang sangat lama saat memakai kaus kaki dan sepatu sendiri. Biarkan itu menjadi latihan yang sedikit demi sedikit semakin membaik.

 Kemandirian yang terasah sejak dini tentunya akan membawa dampak positif bagi perkembangan dan kedewasaan anak anak kita.

#hari 12
#tantangan10hari
#gamelevel2
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

Minggu, 05 Mei 2019

Anti Galau Melatih Anak Mandiri

Minggu, Mei 05, 2019 0 Comments

Pagiii bunda....
Masih semangat kan ya??? Yuuk kita terus optimis dan move up ya dalam melatih kemandirian anak anak kita... Banyak drama? Ah itu biasa, yakinlaah kita bisa dan anak anak kita juga bisa😍

Melatih kemandirian pada anak bukanlah pekerjaan sekali jadi. Orang tua harus bersabar karena mesti melalui proses bertahap dan berkelanjutan atau konsisten. Emang ya kadang kita sebagai orangtua emosi labil dan ini perlu latihan yang super untuk mengendalikannya ya bund...
Blom lagi kalau misalkan kondisi anak yang juga tidak terus menerus bisa di ajak kerjasama dengan baik dalam hal melatih kemandirian ini, misal anak lagi sakit, lagi tantrum.
Nah, berikut ini beberapa cara yang perlu dilakukan orang tua dalam melatih kemandirian anak, seperti dilansir laman Parenting, semoga bermanfaat buat kita semua...

1. Percaya
Mulai dengan memberikan kepercayaan kepada anak untuk beraktivitas. Kadang memang iya sih, Kita sebagai orang tua merasa kasihan dan menganggap bahwa kita perlu membantu anak anak. Kits harus mulai percaya pada mereka bahwa mereka bisa. Lalu berikan pujian yang tidak berlebihan jika mereka berhasil melaksanakannya. Walaupun hasil belum tentu dan tidak selalu maksimal. Misalnya, ketika anak berhasil memakai baju sendiri, maka kita bisa bilang...
"Wah... Teteh udah bagus pakai baju sendiri..."
Kasih gambar bintang ditangannya juga okay deh... Sebagai apresiasi, anak akan suka sekali.

2. Mempermudah tugas.
Jika anak ingin belajar sikat gigi sendiri, maka orang tua bisa membantu menyiapkan sikat gigi, tempat dan air berkumur dan juga pasta gigi jika memang mulai pakai pasta gigi... Lantas biarkan mereka mencoba menyikat gigi sendiri

3. Memuji secara tidak langsung.
Dalam mengapresiasi proses kemandirian anak, selain pujian langsung, kita juga bisa menunjukkan pujian tak langsung, misalkan ketika ada kakek nenek..kita bisa bilang
"Alhamdulillaah... Teteh sudah bisa pakai baju sendiri sekarang"
Hal ini juga bisa meningkatkan kepercayaan diri anak, dan membuat mereka lebih bersemangat lagi saat belajat kemandirian

4. Beri semangat dan batas waktu.
Jika anak kesulitan dalam proses, kita bisa memberikannya semangat, misalkan saat belajar makan.
"Hayuuk makan sama sama, teteh sudah bisa makan sendiri kan ya... Teteh pasti bisa... Bagus sekali makannya, tidak bercecer"
Atau kita juga bisa memberikan batas waktu
"Pelan pelan saja pakai bajunya, nanti kalau udah selese pakai baju lihat deh teteh pasti cocok pakai baju itu, mia tinggal 5 menit yaa... Nanti mia balik lagi, pasti sudah beres yaa..."
Hal ini bisa memacu anak anak untuk berusaha dan merasa dihargai.

4.Beri petunjuk, bukan solusi. Ketika anak menemukan kesulitan, kita bisa  memberikan mereka petunjuk dan sedikit bantuan. Bukan langsung mengambil alih.
Misal saat Sofia pakai celana, saya akan memberikan intruksi untuk membantunya.
"Satu satu, yak... Kaki kanan dulu? Bisa...angkat kakinya ... Pegang ke mia... Okaay, yang satunya, coba..."

5. Biarkan anak membantu.
Anak anak punya kemampuan buat mengimitasi semua yg kita lakukan, misalkan saya menyapu, sofia juga akan turut serta menyapu, atau waktu saya mengepel dia juga ikutan ngepel...heehee
Walaupun kadang kita jadi repot,tapi anak akan merasa senang ketika mereka dibiarjan membatu, hal ini akan membuat mereka berlatih mandiri dan meningkatkan kepercayaan diri mereka, sehingga saat agak lebih besar mereka akan bersedia dan tidak enggan membantu orangtua, karena udah biasa dari kecil.
Hehe... Saya biasanya biarkan sofia pegang sapu kecil saat saya menyapu, dan dia suka sekali mengikuti saya dari belakang...

Baiklaah....
Masih lanjut ya kemaren latihan memakai pakaian.
Pagi ini sofia latihan pakai baju tanpa kancing tanpa rresleting.Jadi setelah bisa dibilang latihan pakai celana kemaren sukses, sekarang saatnya pakai baju. Kalau melepas baju Sofia sudah bisa sejak lama, cuman saat pakai baju saya masih sering membantunya sedikit sedikit. Biasa mia suka ga sabaran saat lihat Sofia berusaha, hehe... Alhamdulillah dengan sedikit instruksi Sofia berhasil pakai baju sendiri. Dia biasanya agak susah saat melewati tangganya,  saya mencoba membuatnya bersabar memasukkan tanganya satu persatu...
Awalnya ngambek karena tak bisa, tapi setelah sekian kalinya -entah keberapa kali- akhirnya dia mulai berlatih bersabar dan bisa.
Setelah pakai baju, dia lalu pakai kaus kaki.
Sama seperti saat dia pakai baju, saya membiarkan dia memilih sendiri kaus kakinya. Memilih baju dan kaus kaki yang akan dipakai, membuat Sofia lebih suka saat memakai baju atau kaus kaki.

Dan taraa.... Makin lancar saja pakai kaus kaki nya...hehe


Di tantangan hari ke 11 ini, meski blom sempurna, teteh sofia sudah berhasil :
✓ makan minum sendiri
✓ lepas dan pakai celana sendiri
✓lepas dan pakai baju tanpa kancing dan tanpa releting
✓ lepas dan pakai kaus kaki

Semoga Mia konsisten melatih kemandirian teteh yaa... Kita semangat pasti bisa...🤗🤗🤗

#Hari11
#gamelevel2
#tantangan10hari
#memandukemandiriananak
@institut.ibu.profesional

Sumber referensi:
Materi kuliah bunda sayang batch #5.2019.Institut ibu profesioanal
Komunitas Ibu Profesional.2015. Bunda Sayang. Salatiga
author.2017. melatih kemandirian anak.https://www.google.com/amp/s/cantik.tempo.co/amp/848962/7-jurus-melatih-kemandirian-anak

Sabtu, 04 Mei 2019

Aku bisa pakai celana sendiri

Sabtu, Mei 04, 2019 0 Comments
Bunda, kita tahu betul bahwa salah satu hal yang perlu kita ajatkan kepada si kecil adalah memakai baju sendiri, kaus kaki dan dan bersepatu. Mungkin ini akan menjadi hal yg sulit bagi si kecil. Namun, bunda tak perlu khawatir dengan sifat si kecil yg pekerja keras dan pantang menyerah memakai pakaian, kaus kaki atau sepatu akan jadi hal yang mudah dan menyenangkan lhoo.
Yang perlu kita ingat adalah membuat si kecil merasa senang dengan aktifitasnya dan dan membuat mereka tidak bosan ya bund untuk terus berlatih.

Lantas, bagaimana cara yang menyenangkan agar anak terbiasa memakai pakaian sendiri.
Nah, kita tahu bahwa latihan awal yg bisa di ajarkan kepada anak dalam hal berpakaian adalah memakai celana,kaus oblong.
Pertama kali mengajarkan anak memakai celana adalah mengajarinya melepas celana, lalu memcontohkannya memakai celana, jika bunda memiliki anak perempuan seperti saya, bisa memakai boneka saat mengajarkan memakai dan melepas celana
Selanjutnya adalah memberikan sedikit bantuannkepada mereka agar mereka bisa seimbang dalam memakai celana. Biasanya Sofia memakai celana sambil dudk, setelah kaki kanan dan kiri masuk celana dia bersiri, lali menarik celananya ke atas. Saya akan mebantunya merapikan celananya. Kalau tidak ada tempat buat duduk maka biasanya dia akan melepas atau memakai celana dengan berpegangan pada saya.
Alhamdulillah sejauh ini dia sangat antusias dalam belajar melepas dan dan memakai celana sendiri



#hari10
#tantangan10hari
#kuliahbundasayang
#memandukemandiriananak
#gamelevel2
@institut i

Jumat, 03 Mei 2019

Asyiknya pakai kaus kaki sendiri

Jumat, Mei 03, 2019 0 Comments
Siang Bunda.... masih sama seperti kemarin kita akan membiasakan anak memakai pakaian, masih tetap sama juga seperti kemarin mia meminta Sofia belajar pakai celana sendiri, dan kali ini ada tambahannya yaitu memakai kaus kaki sendiri.
Nah untuk memakai kaus kaki sendiri ini, Sofia tertarik karena sering melihat mia dan bia kalo akan pergi keluar rumah selalu pakai kaus kaki. dan akhirnya dia mencoba pakai kaus kaki sendiri. namun karena kaus kakinya relatif kecil sizenya, jadi dia kesulitan memakai kaus kakinya, dan menangiiiis... hehehe
akhirnya Sofia mencoba kauskaki mia, namun karena kaus kaki mia panjang, Sofiapun kesulitan dan dia pun malah menangis setiap mencoba memakai kaus kaki.
Lalu miapun meminta Sofia mencoa memakai kaus kaki bia, selain kaus kaki bia relatif lebih besar ukurannya dan tidak terlalu panjang...
dan taraaa setelah uak uik uak uik kesekian kalinya diapun berhasil
da tepuk tangaan...
eeeh tidak berhenti di situ yaa,.... ternyata Sofia  enggak mau menyerah lo bunda.... dia masih mau pakai kaus kaki nya sendiri, emang iya ya anak kecil itu pembelajar yang uluuung dan ga mau nyeraah. makannya dia pun berusaha pakai kaus kakinya sendiri.
sekali ga bisa, ddia menjerit...hahaha
"Ayoo...sayang Sofia bisa," kataku
"iiih...ihhh" katanya
dia mulai menangis tapi bertahan pada pendiriannya
dan yay.... akhirnya dia bisa juga



Kemampuan memakai baju/ kaus kaki sendiri memang membutuhkan kebiasaan ya bunda sayang... tapi jangan menyerah ya... si kecil pasti bisa. jika si kecil sudah bisa dan biasa memakai kaus kaki sendiri maka akan timbul percaya dirinya dan dia akan lebih mandiri.
biarkan juga si kecil besenang senang dengan kaus kakinya bunda.....

#Hari9
#tantangan10hari
#gamelevel2
#memandu kemandiriananak
@institut

Kamis, 02 Mei 2019

Cerdas berpakaian

Kamis, Mei 02, 2019 0 Comments


Haai bunda...apa kabaar nya bunda pembelajar? Masih semangaat kan yaaa?
Saat ini kita akan membahas salah satu bentuk kemandirian anak yang sangat penting buat masa depannya, yakni belajar berpakain sendiri. Selain melatih kemandirian anak, belajar memakai baju juga dapat melatih kemampuan motoriknya.
Memilih dan memakai pakaian sendiri juga membantu kita sebagai orang tua menghemat waktu lho bund...
Lalu, apa saja sih yang perlu kita kita ajarkan pada anak anak dalam hal memakai baju sendiri?
Ada beberapa hal yang bisa kita kita lakukan saat mengenalkan anak berpakaian sendiri, yaitu:

Mengenalkan bagian bagian pakain seperti, bagian atasan,celana dsb.
Dibandingkan baju atasan, kita bisa memperkenalkan anak pada celana lebih dulu. Gunakan celana dengan pinggang karet sebagai proses belajar.  Saat mengenakan dan melepaskan celana, tawarkan sedikit bantuan untuk menjaga keseimbangannya. Selanjutnya bisa mengajatkan anak mengngguakan kaus atau baju tanpa kancing, jika sudah bisa bisa kita latih menggunakan baju berkancing/resleting. Untuk mengajari anak menggunakan kancing, bisa berlatih memasuk kan kancing dengan ukuran yg besar, seperti menggunakan baju milik bunda atau ayah.

Menunjukkan lemari baju, dan membiarkan anak memilih baju yang akan dipakainya. 
Hal ini akan mendorong anak dan mereka pun akan menjadi lebih bersemangat ketika bisa memilih pakaian sendiri, di usia Sofia yg 20 bulan ini, dia sudah memiliki baju favorit lho bunda... Dan dia akan lebih suk noa kalo diminta memakai baju favoritnya

Membeli baju bersama. 
Sama halnya ketika anak menyukai memilih pakaian yang akan mereka pakai, maka berbelanja pakaian pun akan menjadi menyenangkan bagi si kecil. Mereka bisa memilih pakaian yg mereka suka kemudian kita bisa mengajak mereka memadukan warna atasan dan bawahan. Hal.jni akan membuat mereka terkesan.

Pada latihan kemandirian kali ini, Sofia berlatih melepas baju, memakai celana dan kaus kaki.
Sofia sudah bisa memakai celana, biasanya dia akan memakai pertama kali sambil duduk, lalu setelah kedua kakinya masuk dia akan berdiri dan menaikkan celananya sampai ke pingganh. Biasanya memang tidak selalu rapi, jadi saya bantu dia membetulkan celana. 


#hari8
#tantangan10hari
#gamelevel2
#memandukemandiriananak
#kelasbundasayang
@institut.ibu.profesional

Rabu, 01 Mei 2019

Biasa MInum Pakai Gelas

Rabu, Mei 01, 2019 0 Comments


Assalamualaikum bunda....
Agenda hari ini masih sama seperti agenda hari kemarin ya, bagaimana membiasakan anak minum menggunakan gelas.
Dalam latihan minum menggunakan gelas ini ada beberapa tahapan pembelajaran minum menggunakan gelas sesuai dengan usia nya, Bagaimnakah itu? Yuuk.. kita pelajari bagaimana bayi belajar minum sesuai dengan usia nya.
  • Usia 0-6 bulan. Pada saat bayi lahir hingga usia 6 bulan secara alami memiliki refleks mengisap (rooting reflex) sebagai keterampilan awal untuk minum ASI. Refleks ini akan memungkinkan bayi mampu membuka mulut lalu melakukan gerakan mengisap dan menelan begitu jari ibu ditempelkan ke pipinya. Gerakan mengisap ini akan diikuti dengan gerakan lidahnya untuk mendorong dan menekan puting payudara ibu, sehingga air susunya terpancar ke luar.
  • Usia 6-9 bulan. Rahang bayi akan semakin kuat, giginya mulai tumbuh, dan lidahnya sudah mampu mengendalikan sesuatu yang masuk ke dalam mulutnya. Ini meningkatkan keterampilan minum dan menelan si kecil Anda. Gelas bertutup dengan ujung lubang berbentuk meruncing (sippy cup) dapat menjadi sarana si kecil untuk mulai melatih keterampilan minum dari gelas.
  • Usia 9-12 bulan. Di usia ini anak sudah mampu mengendalikan kecepatan minum. Dia dapat mengatur volume cairan yang ditelan serta ngemut alias mengulum sehingga air tertahan di dalam rongga mulutnya sejenak sebelum akhirnya ditelan. Pada tahapan ini Bunda sudah dapat mulai membiasakan anak minum dengan menggunakan sedotan. Selanjutnya, setelah dia kian terampil menggunakan sedotan, Bunda dapat memperkenalkan gelas kepadanya.
Nah, ketika anak kita sudah mahir minum dari gelas maka kita tetap harus telus melatih anak agar terampil minum dari gelas. Tentu saja hal in tidak mudah bunda karena seperti yang kita bahas sebelumnya pada saat latihan minum menggunakan gelas ini, anak akan mudah menumpahkan air ke bajunya, selain itu masih ada kemungkinan anak akan tersedak karena itu bunda harus terus mengawasi anak dalam hal minum ini ya bunda...

Untuk challenge hari ke tujuh ini, sebenarnya tidak banyak peningkatan yang diperoleh Sofia terutama dalam hal minum dari gelas. Dia masih suka minum dengan cepat sehingga kadang tersedak, dan bajunya basah semua. Hanya saja saya mengantisipasi hal ini dengan tidak membiarkan dia minum dari gelas dalma jumlah yang banyak.
Untuk review latihan kemandirian hari 1-7 ini, yaitu latihan manak dan minum sendiri, maka dapat kita peroleh bahwa:
1.     Selama tujuh hari ini, aktivitas makan sofia mulai lancar dan mau makan sendiri dengan catatan dia makan sesuai dengan keinginan dia (menunggu dia lapar, dan minta), makan dengan menu yang beragam, tidak minum susu atau makan camilan dulu dalam waktu dekat sebelum makan, membiarkan dia merasa enjoy dengan makan- salah satu caranya adalah dengan membiarkan dia makan menggunakan alat alat makan yang dia pilih sendiri-.
Selain itu dia mulai rapi saat makan, dalam artian dia mulai tidak terlalu mengacak acak makanannya, bukan berarti tidak berantakan ya bunda.... tapi sudah banyak berkurang. Kalau mengenai waktu makannya, ya dia masih terkesan lebih lama saat makan sendiri daripada ketika makan disuapi.

2.    Untuk aktifitas minumnya, Sofia masih belum banyak mengalami kemajuan, minumnya masih terkesan terburu buru sehingga menyebabkan dia rawan tersedak serta airnya masih tumpah ke bajunya..


Baiklah bunda demikian latihan kemandirian Sofia untuk pekan pertama ini, yakni makan dan minum sendiri, semoga masih tetap berlanjut konsisten dan mia juga komit ya untuk tetap melatih Sofia makan sendiri.

#hari7
#tantangan10hari
#gamelevel2
#melatihkemandiriananak
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

Dafar Referensi:
Author. NN. Cerdas Pakai Gekas. https://www.ayahbunda.co.id/balita-tips/cerdas-pakai-gelas
Komunitas Ibu Profesional. 2017. Seri Ibu profesional -12 Ilmu Dasar mendidik Anak. Surakarta: Gaza Media
Materi Kuliah Bunda Sayang. Melatih Kemandirian Anak. Kelas Bunda Sayang Batch #5. Institut Ibu Profesional