Assalamualaikum bunda...
Tidak terasa selama 15 hari ini kita
membahas banyak hal mengenai kemandirian anak, mulai dari latihan makan
sendiri, mengenakan pakaian, memakai kaos kaki dan sepatu samapai membereskan
mainan. Hari ini hari terakhir challenge 10 hari, yang dikerjakan selama 15
hari namun bukan berarti terakhir ya... banyak hal yang bisa kita review dalam
15 hari ini diantaranya:
- 1. Aku bisa makan dan minum sendiri
Melatih
anak makan dan minum sendiri merupakan hal yang sangat penting dilakukan.
Karena makan dan minum merupakan kebutuhan pokok setiap manusia sehingga setiap
anak harus dan wajib bisa melakukannya sendiri
Memang tidak
mudah dan harus ekstra sabar dalam melatih dua hal ini. Karena melaih anak
makan minum sendiri juga memicu emosi. Terkadang anak membuat kotor dengan
makanan dan minumannya, terkadang anak tetiba tidak mau makan sendiri atau
makan tapi prosesnya lamaaa sekali, dan bisa saja sehari ganti baju berkali
kali karena mereka menumpahkan minum di bajunya.
Namun
bunda disini harus tetap bermain cantik, membulatkan tekad dan tidak boleh
menyerah, tidak bisa tetiba mengambil alih untuk menyapi ketika anak tetiba
tidak mau makan.
Banyak trik
yang bisa dlakukan untuk menyiasati ini, dan mia pun masih terus belajar, namun
yang pasti adalah anak tidak mau makan juga pasti ada sebabnya. Mengetahui sebabnya
kemudian mencari solusi adalah hal pertama yang dilakukan.
Sedangkan
untuk baju yang basah saat latihan minum, memang tidak bisa di cegah. Bunda harus
siap dengan setumpuk pakaian kotor dan menyediakan yang bersih, selain itu
mendampingi anak minum dengan menggunakan kata kata produktif seperti
“minum
pelan pelan”
“minum
dengan duduk”
Dan banyak
lainnya sehingga meminimalkan air yang tumpah di baju
- 2. Aku bisa pakai celana dan pakai kaos ablong
Latihan
kemandirian yang tidak kalah pentingnya adalah memakai pakaian. Yang aling
mudah tentunya melepas dan memakai celana selanjutnya meleas dan memakai baju
tanpa kancing/tanpa resleting atau kaos oblong. Dengan membiasakan anak anak
melepas dan memakai pakaian mereka sendiri membuat anak lebih riang dan merasa
senang memakai baju sendiri.
- 3. Aku bisa pakai kaos kaki dan sepatu sendiri.
Sama
halnya dengan memakai pakaian sendiri, memakai kaos kaki dan sepatu hanya membutuhkan
laihan dan kebiasaan, serta berlatih membedakan mana yang kanan dan mana yang
kiri, dan hingga saat ini Sofia masih sulit membedakan mana kaos kaki yang
kanan atau yang kiri demikian pula dengan sepatu kanan dan sepatu kiri. Namun dengan
latihan dan membiasakan anak anak memakai kaos kaki dan sepatu sendiri hal
tersebut akan bisa teratasi.
- 4. Aku membereskan mainanku sendiri.
Salah
satu kemandirian lain yang saya ajarkan pada anak adalah melatih kerapian, dan
itu bisa dilakukan dengan membeeskan mainan mereka sendiri, memasukkan baju
kotor ke tempatnya, membuang sampah ketempatnya. Hal ini lebih muda dilakukan
karena kita sebagai orang tua bisa mencontohkan terlebih dahulu, dan melibatkan
mereka saat membersihkan rumah.
Tentu saja dalam
melatih kemandirian anak ini, orang tua harus pandai pandai menaklukkan emosi. Kecenderungan
untuk tidak sabar, ingin membantu, dan kerepotan urusan lainnya juga bisa
membuat latihan kemandirian ini sedikit terganggu.
Ada sdikit trik
dan tips yang dilansir dari beberapa literasi bagaimana mengajarkan dan memandu
kemandirian anak:
1. Beri kesempatan
Libatkan anak dalam melakukan sesuatu, dan beri mereka kesempatn untuk melakukannya. Hal ini akan membuat anak merasa percaya diri dan akan meningkatkan kemampuan mereka jika di latih terus menerus
Libatkan anak dalam melakukan sesuatu, dan beri mereka kesempatn untuk melakukannya. Hal ini akan membuat anak merasa percaya diri dan akan meningkatkan kemampuan mereka jika di latih terus menerus
2. Beri waktu
Melatih anak mengerjakan suatu pekerjaan tidak dapat dilakukan secara instan. Anak membutuhkan waktu untuk memahaminya.
Melatih anak mengerjakan suatu pekerjaan tidak dapat dilakukan secara instan. Anak membutuhkan waktu untuk memahaminya.
3. Jangan berharap
sempurna
Tentu saja latihan memerlukan proses, tidak langsung instan. Sehingga kita sebagai orang tua tidak bisa meminta hasil yang sempurna kepada anak anak kita terutama pada saat proses. Fokus kepada proses pada masa ini lebih penting daripada fokus kepada hasil.
Tentu saja latihan memerlukan proses, tidak langsung instan. Sehingga kita sebagai orang tua tidak bisa meminta hasil yang sempurna kepada anak anak kita terutama pada saat proses. Fokus kepada proses pada masa ini lebih penting daripada fokus kepada hasil.
4. Perhatikan kondisi anak
Kondisi anank tidak selalu baik, terkadang mereka sakit, sednag tidak mood, sedang tidak ingin melakukan sesuatu atau fokusnya teralih terhadap hal yang lain. Maka kita sebagai orang tua sebaiknyalebih memberikan empati dan tidak memaksa mereka, karena memaksa anak justru akan membuat mereka merasa tertekan dan malas untuk mencoba kembali.
Kondisi anank tidak selalu baik, terkadang mereka sakit, sednag tidak mood, sedang tidak ingin melakukan sesuatu atau fokusnya teralih terhadap hal yang lain. Maka kita sebagai orang tua sebaiknyalebih memberikan empati dan tidak memaksa mereka, karena memaksa anak justru akan membuat mereka merasa tertekan dan malas untuk mencoba kembali.
5. Beri pujian
Tetap beri semangat dan pujian kendati anak keliru saat melakukan latihan. Setiap kemajuan yang dilakukan anak anak adalah hal yang sangat besar bagi mereka dan kita sebagai orang tua wajib mengapresiasinya.
Tetap beri semangat dan pujian kendati anak keliru saat melakukan latihan. Setiap kemajuan yang dilakukan anak anak adalah hal yang sangat besar bagi mereka dan kita sebagai orang tua wajib mengapresiasinya.
Tetap semangat dalam memandu anak anak belajar
kemandirian bunda....
#hari15
#tantangan10hari
#gamelevel2
#melatihkemandiriananak
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Dafar Referensi:
Author. 2016. https://cantik.tempo.co/read/825659/5-jurus-meningkatkan-kemandirian-anak
Komunitas Ibu Profesional. 2017. Seri Ibu
profesional -12 Ilmu Dasar mendidik Anak. Surakarta: Gaza Media
Materi Kuliah Bunda Sayang. Melatih Kemandirian
Anak. Kelas Bunda Sayang Batch #5. Institut Ibu Profesional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar