Menginjak pekan ke#5, kelas
matrikulasi ibu profesional kali ini mengajak kita berdiskusi belajar bagaimana
cara belajar. Nah untuk tiba pada bagian ini, mari mereview sejenak apa yang telah kita dapatkan
pada NHW#1-NHW#5.
Dan kita akan kembali menjawab pertanyaan berikut ini?
Who
am I ? Saya adalah ibu pembelajar (NHW#1)
What
am I doing ? (NHW#2)
Why
am I here ? purpose of my life ada pada NHW#3 yaitu membangun peradaban dari
dalam rumah
Where
do I start ? dari rumah sendiri, dari keluarga sendiri (NHW#4)
When
do I start ? Sejak memiliki keluarga, menikah, hingga akhir hayat (NHW#4)
How
am I doing it ? dengan belajar cara belajar (NHW#5)
Nah, dengan demikian, saat inilah saat
melakukan tahapan HOW am I doing it?
1. Belajar
bagaimana cara belajar
Belajar
adalah proses seumur hidup. Sejak kita lahir di dunia, kita memiliki firah
belajar. Apabila kita mengamati
perkembangan bayi yang baru lahir mereka tidak akan pernah berputus asa dan
berusaha untuk belajar dan berlatih, mulai dari tidur tengkurap, merankak,
duduk, berdiri lalu berjalan. Tak sampai di situ, para anak anak adalah peniru
ulung, mereka semua cepat sekali belajar meniru apa yang mereka lihat.
Selanjutnya mereka juga peneliti yang handal, jiwa keingintahuan mereka cukup
tinggi. Begitulah seterusnya sampaimereka akan masuk pada masa masa sekolah.
Masa menerima pendidikan baik di dalam rumah maupun di tempat lain, dimanapun
mereka bisa belajar. Lantas, kita ingat betul bahkan setelah lulus kuliah
sekalipun kita masih terus dituntut belajar. Bekajar bagaimana bersikap di
masyarakat. Ketika telah menikah kita harus senantiasa belajar memantaskan diri
sebagai pasangan yang baik bagi suami kita, belajar bagaimana menjadi manajer
keluarga yang handal, dan belajar bagaimana ibu yang baik bagi anak anak kita.
Anak anak yang baik, yang shaleh dan shaleha tentunya memiliki orangtua yang
baik dan saleh juga.
“Setiap anak
terlahir hebat, kitalah, orangtuanya yang harus memantaskan diri, agar layak
mendapatkan anak anak hebat” Quotes Ibu Profesional
Jadi belajar
adalah proses seumur hidup kita, untuk senantiasa memantaskan diri kita karena
pada dasarnya setiap manusia yang fitrah belajarna tidak terusik akan terus
belajar. Nah, sebagai ibu yang memiliki
tugas sebagai pendidk utama bagi anak anaknya, all ummu madrasatul ula, kita harus tahu benar bagaimana cara
belajar itu sendiri. Baik cara belajar bagi kita sebagai seorang ibu/istri
maupun sebagai seorang perempuan, cara belajar keluarga kita terhadap
lingkungan sekitar dan bagaimana cara belajar anak anak kita. Ya! Belajar
bagaimana cara belajar.
Cara belajar
seseorang ini berbeda beda. De potter dan hernaccki (2000) dalam bukunya
Quantum Learning memaparkan tiga cara
belajar seseoarang yakni “visual-auditori dan kinestetik” kita setiap orang
akan menggunakan ketiga cara belajar ini pada satu masa tertentu, namun setiap
orang akan memiliki kecenderungan pada salah satu dari ketiganya. Visual, yaitu
kekuatan belajar seseorangberdasarkan indera penglihatannya; Auditori, cara
belajar seseorang berfokus dengan alat pendengarannya. Kinestetik, kekuatan
seseorang yang memiliki gaya belajar seperti ini mirip dengan gaya belajar
visual yaitu melalui penglihatannya, cara belajar orang kinestetik ini yaitu
lebih melibatkan fisisk belajar sambil bereksperimen; membuat model atau media
media belajar, bermain peran, membuat permainan mind mappping, belajar sambil
berjalan
Nah, gaya
belajar seseorang bisa merupakan kombinasi dua atau justru ketiga tiganya. Saya
adalah seorang audio-visual, saya suka membaca, tapi juga suka mendiskusikan
apa yang saya pelajari dengan orang lain, adakalanya saya membutuhkan waktu ang
tenang unuk belajar namun ada kalanya justru dengan mendengar musik akan tampak
lebih mengasyikkan. Dengan mengetahui gaya belajar saya dan dimana kekuatan
saya akan mudah dalam mempelajari sesuatu. Berbeda dengan sofia, putri kecil
saya saat ini, dia cenderung kinestetik, dia tidak suka terlalu lama melihat
buku bergambar, dia lebih suka mendengar sambil berjalan atau melakukan
aktifitas lainnya. Kegemarannya juga mencari tahu hal hal baru seperti
memasukkan koin ke dalam celengan, dan mengeksplorasi tubuhnya untuk terus
bergerak dengan berjalan cepat, bermain petak umpet, memanjat jendela kamar.
Bagaimana
saya akan memahami cara belajar anak anak? Metode yang akan saya gunakan dalam
hal ini adalah:
Melalui aktifitas E –
O – WL – W
Yakni
Engage, Observe, Watch listen, dan
Writing
Engage,
yaitu mengikutsertakan, dalam artian ini saya harus terlibat aktif secara penuh
dan utuh dalam membersamai anak anak. Bukan hanya menemani tapi juga
membersamai
Observe
yaitu melakukan pengamatan pada anak dengan aktifitas kegiatan belajar dan
bermain setiap hari
Watch dan
Listen, menjadi pendengar dengan seksama, lebih banyak mendengar tidak
menghakimi, memerhatikan dan melihat dengan lebih dekat
Write,
menuliskan apa apa yang telah kia temukan pada anak, pada kita, menulis
mengikat makna, sehingga kita akan tahu mana yang baik, mana yang buruk, mana
yang bisa diamil, mana yang harus di buang
Jika
kamu melihat anakmu berbuat baik, maka puji dan catatlah. Jika anakmu berbuat
buruk maka tegur dan janganlah kalian mencatatnya (UMAR BIN KHATAB)
Selain
memahami gaya belajar kita juga harus paham bagaimana belajar itu dan apa yang
sejatinya harus kita pelajari dan tujuan apa yang akan kita capai dalam
pembelajaran ini
“Pendidikan sejati seharusnya bukan sekedar
menumpuk fakta dan hafalan ataupun sebatas pemahaman (understanding).
Pendidikan sejati juga bukan tentang terlalu banyak mengajar dan menjejalkan
(outside in) .Tujuan Pendidikan sejati adalah membangun akhlak mulia sebagai
buah dari resultansi tumbuh subur dan bangkitnya (inside out) semua aspek
fitrah dengan menghantarkan generasi menjuju peran peradabannya” (Harry Santoso, Fitrah Based Education)
“Mulailah selalu dari sisi cahaya anak anak
kita, bukan sisi gelapnya. Karena jika cahaya telah melebar menerangi semua
sisi maka kegelapan menjadi tidak relevan, bukankah kegelapan hanyaa ada ketika
cahaya tiada?”
“Deraskan maknamu, bukan tinggikan Suara.
Karena hujanlah yang menumbuhkan bunga bunga, bukan petir atau guruhnya”
Poin yang bisa di dapat dari uraian di atas
adalah cara belajar adalah:
- Bukan menumpuk fakta
- Tidak menggegas hafalan
- Bukan sebatas pemahaman
- Mempelajari apa yang kita suka, bukan apa yang tidak suka
“every
body is genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will
live its a whole live beliefing that is stupid- Albert Einstein
- Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran menurut beberapa
ahli adalah sebagai berikut:
Suatu proses desain dan sistematis
untuk menciptakan pembelajaran yang lebi efektif dan efisien serta membuat
kegiatan pembelajaran lebih mudah, yang didasarkan pada apa yang kita ketahui
mengenai teori pembelajaran, teknologi informasi, sistematika analisis,
penelitian dalam bisang pendidikan, dan metode metode manajemen. (Moisson ross
dan Kemp. 2007)
Gentry
(1994): Desain pembelajaran adalah sutu proses yang merumuskan dan menentukan
tujuan pembelajaran, strategi, teknik, dan media agar tujuan umum tercapai.
Ruang lingkup desain pembelajaran,
meliputi:
1. Pembelajaran
(pihak yang menjad fokus) yang perlu diketahui meliputi karakteristik mereka,
kemampuan dan prasarat
2. Tujuan
pembelajaran
3. Analisis
pembelajaran
4. Strategi
pembelajaran
5. Bahan
ajar
6. Penilaian
belajar
(dari
:www.langkahpembelajaran.com/2017)
Model model desain pembelajaran
banyak sekali, secara umum diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas,
berorientasi pada sistem, berorientasi produk, model berorientasi prosedural
dan model melingkar. Saya memutuskan akan menggunakan model ADDIE pada desain
pembelajaran keluarga kami
MODEL ADDIE, model ADDIE lebih
bersifat generik, dikembangkan oleh Reiser dan Mollanda. Salah satu yang
ditekankan pada metode ini adalah merinci masalah dan mencari penyebabnya. Selain itu ada artikel yang membuat saya
tergelitik yaitu dari Connie Malamed dari the learningcoach.com berjudul How to use design thinking in learning
experience design, yang menjelaskan bahwa metode ADDIE menggunakan
pendekatan system thinking approach.
a.
Analisa. Tahap analisa merupakan suatu proses
mendefnisikan apa yang akan dipelajari peserta (WHAT), melakukan analisa kebutuhan
dan mengidentifikasi masalah (WHY)
b.
Desain perencanaan, Mentukan media yang tepat
(where, when, who)
c.
Development. Yaitu proses mewujudkan blue print
menjadi kenyataan (HOW)
d.
Implementation. Langkah nyata untuk menerapkan
sistem pembelajaran
e.
Evaluation. Yaitu proses melihat apakah sistem
yang sedang dibangun berhasil. Evaluasi ini akan dilakukan secara berkala. Dan
sistem evaluasi ini bisa terjadi di setiap keempat tahapan di atas.
Berdasarkan pemaparan teori di atas,
maka saya merumuskan desain pembelajaran yang akan saya lakukan sebagai berikut:
1. Tahap
analisa. Yakni memenentukan apa yang akan saya pelajari dan mengidentifikasi
masalah, mengapa saya harus mempelajari hal tersebut serta kebutuhan apa
tepatnya sehingga saya mempelajari hal tersebut. Sesuai dengan yang saya
lakukan pada NHW#1 maka,
WHAT
: Ilmu yang akan saya pelajari adalah : Ilmu Parenting dan Pendidikan
Keluarga Berbasis Fitrah serta entrepreneur
WHY : ilmu
tersebut akan membantu saya mencapai misi spesifik hidup saya menjadi
individu yang senantiasa memberikan manfaat bagi sekelilingnya, sebagai istri
menjadi partner menuju misi keluarga bahagia dunia akhirat dan sebagai ibu
madrasah pertama mengantarkan anak anak menjemput perannya sesuai dengan
fitrahnya
2. Selanjutnya
adalah merumuskan dan menentukan media pembelajaran yang ingin dilakukan, media
meliputi waktu (when), siapa (who) dan alat pembelajaran (where)
When
: kapan saya akan belajar, karena ilmu yang saya ambil adalah tema
keseharian maka saya menurut saya saya bisa belajar kapan saja, baik di rumah
ketika membersamai suami dan aanak anak maupun saat bermasyarakat
Who
: seperti yang diajarkan di IIP, semua murid semua guru, maka saya bisa belajar
dari siapa saja pun demikian dari anak anak, mereka adalah madrasah kecil dalam
hidup saya
Where
(sumber dan media belajar):
.Sumber
belajar
Banyak cara mengakses ilmu pada zaman
dengan kepesatan dan kemampuan teknologi saat ini, hal ini bisa melallui:
literasi : buku bacaan, jurnal
ilmiah, artikel, dsb
online: Kuliah online, webinar, dsb
Komunitas: KIP, HeBAT, Rumah
Inspirasi, Sekolah jadi orangtua dll
Expertise : berdiskusi dengan orang
orang yang memiliki kemampuan atau ahli dibidangnya seperti mentor, guru,
fasilitator, mentor dsb
Tour the talent
Media
belajar :
Media belajar yang akan saya gunakan
di antaranya adalah:
Membaca, mendengarkan, melihat
diagram, melihat video, melihat demonstrasi, terlibat dalam diskusi aktif,
mempraktikkan, menyajikan, bermain peran, melakukan simulasi dan mengerjakan
hal yang nyata.
Media di atas menurut Edgar Dale
memiliki tingkat keterlibatan yang berbeda beda dan memberikan tingkat
pemahaman yang berbeda beda pula. Semakin banyak tingkat keterlibatan maka akan
semakin banyak tingkat pemahaman
3. Development
(HOW). Menentukan model pembelajaran
Selanjutnya, setelah melakukan
analisa dan mengkaji ilmu yang dipelajari serta mengidentifikasi sumber
belajar, waktu dan media pembelajaran. Maka yang harus dilaksanakan selanjutnya
adalah bagaimana mengembangkan model pembelajaran tersebut.
Pola model pembelajaran ini atau
ruanglingkupnya terdiri dari, Pendekatan Pembelajaran, Strategi Pembelajaran,
Metode Pembelajaran, Teknik & Taktik Belajar. Nah, mari kita urai satu
persatu:
Pendekatan
pembelajaran: yakni sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya proses yang sangat umum, didalamnya
mewadahi, menginspirasi metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Terdapat dua jenis pendekatan yakni, pendekatan berorientasi pada pembelajar
dan pendekatan berorientasi pada teacher. Dalam
hal ini kami memilih pendekatan berorientasi pada pembelajar.
Strategi
Pembelajaran. Pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi exposition- discovery learning dan group – individua
learning. Strategi pembelajaran merupakan perencanaan berisi keputusan ang akan
diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Nah, strategi yang kami gunakan
dalam desain pembelajaran kami adalah:
1.
Meninggikan
gunung bukan meratakan lembah
2.
Man
Jadda wa jadda, man shabara zhafira, man saara ala darbi washala (siapa yang
bersungguh akan berhasil, siapa yang sabar akan beruntung dan siapa yang
berjalan dijalannya akan sampai tuuan)
Metode
Pembelajaran, yaitu cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran yang akan kami gunakan mengadopsi dari
kerucut pengalaman Edgar Dale (cone of
experience Edgar Dale)
cone
of learning example: wikipedia :Jeffrey Anderson (elearningindustry.com)
Teknik
dan Taktik pembelajaran. Selanjutnya
metode pembelajaran dijabarkan dalam teknik dan taktik pembelajaran. Dimana
teknik dan pembelajaran ini sangat unik tergantug dari masing masing
pembelajar, maka saya pun akan menyesuaikan pada diri saya dan anak saya dalam
menentukan taktik dan teknik pembelajar.
Misalnya,
menginjak usia seperti sekarang ini, aktifitas sofia lebih berfokus pada
aktifitas fisik, sehingga semua kegiatan pembelajarannya bisa menggunakan
taktik dan teknik yang berientasi pada aktifitas fisik. Seperti berjalan jalan
sambil bernyanyi mengenai sifat teladan rasulullah atau sifat hewan hewan dalam
alquran. Selain itu sofia suka sekali mengeksplorasi apa saja, karena
curiousity nya tinggi sehingga kami bisa membuat pembelajaran dengan bermain
peek a bu dan membongkar prize di dalam kotak.
4. Implementasi
Tahap implementasi dari apa yang sudah kita rencanakan pada model
pembelajaran sebelumnya.
5. Evaluasi
Tahap terakhir dalam proses desain
pembelajaran adalah evaluasi. Evaluasi akan selalu dilakukan pada setiap
proses, bukan saja di akhir proses, sehingga apabila ada sesuatu yang tidak
sesuai nisa langsung di rubah sehingga sistem desain pembelajaan yang dibua ini
adalah fleksibel
Bagaimana melakukan evaluasi ini?
1. Menggunakan
checklist indikator, apakah yang kita lakukan telah sesuai dengan checklist
indikator. Sifat dari checklist indikator ini juga sangat fleksibel. Karena
bisa berubah berdasarkan hasil ealuasi
2. Berdiskusi
langsung dengan partener dalam hal ini adalah anak dan suami, apakah dalam
pelaksanaan proses pembelajaran ni telah berhasil ataukah ada yang perlu
dibenahi
3. Melakukan
reflek koreksi diri, dan membuat indikator tahunan apakah ada peningkatandari
waktu ke waktu
4. Membuat
target pencapaian.
Taraaa..... demikian NHW #5 ini
dibuat, membatnya cukup slit namun saya yakin menjalankan juga perlu waktu dan
keistiqomahan yang luar biasa.
Sumber bacaan:
-
Anderson, Jeffery. cone of learning example,
wikipedia.elearningindustry.com
-
De potter,
Bobbi.2000. QL (CETAKAN vii) Bandung:Mizan Media Utama
-
Materi perkuliahan #1,#2,#3,#4 Kelas Matrikulasi
IIP batch 6
-
Malamed, Connie. 2018. How to Use Design Thinking in Learning Experience Design.
Thelearningcoach.com
- Ruang Berkarya Ibu-IIP. Coretan Penaku Sebuah Warisan Untukmu. 2017.Malang: Penerbit Aryoko Indonesia
- Santoso, Harry, Fitrah Based Education ver.3. 2017.Bekasi :Yayasan Cahaya Mutiara Timur
-
Sari,
Bintari kartika. Desain Pembelajaran model ADDIE dan implementasinya dengan
teknik JIGSAW dalam Prosiding seminar nasional pendidikan TEMA : DESAIN
PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA
PERKEMAJUAN. UMSIDA 2015)
-
Sudrajat.Akhmad.
Pengertian, pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik dan Model Pembelajaran.
2008.akhmadsudrajat.wordpress.com(PDF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar