Masa lalu sudah selesai dengan dirimu. Apakah kamu
sudah selesai dengan masa lalumu?
(Anonim)
Ya, benar sebagai manusia kita tak pernah lepas dari masa lalu. Setiap orang
memiliki masa lalu dalam hal apapun. Kenangan di masa kecil, kejadian di masa
remaja yang sulit terlupakan dan seluruh perjuangan hidup akan terbawa oleh
kita hingga menjadi orang tua. Seringkali kita sebagai orang tua terbawa pada
pola asuh kita di masa kecil (innerchild). Seorang pakar psikologi, Elly
Risman menyatakan bahwa banyak sekali hal terjadi dalam pengasuhan yang
merupakan kebiasaan atau sesuatu yang otomatis, tak bisa dikendalikan dan
dilakukan berulang-ulang oleh orang tua pada anaknya. Umumnya hal itu terjadi
dalam keadaan yang terdesak, tegang, kurang waktu dan tergesa-gesa.
Salah
satu tantangan kita sebagai orangtua, sebagai manusia adalah menyeimbangkan
penggunaan potensi akal, hati nurani dan emosi. Seringkali masalah timbul dari
ketidakmampuan mengelola emosi dan menyalurkan dengan porsi yang tepat. Menurut
Daniel Goleman*1) emosi adalah setiap kegiatan atau pergolakan rasa
setiap keadaan mental yang hebat dan meluap luap. Emosi merujuk pada suatu
perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dari
serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Emosi
adalha hal yang wajar hanaya saja perlu kesadaran dalam pengelolaan emosi dan
bagaimana mengekspresikan emosi yang baik. Agar kita orangtua mampu
mengekspresikan emosi dengan baik, penting sekali untuk menyadari d an menerima
dirinya. Self Awareness merupakan
kondisi dimana individu bisa menyadari kelebihan, kelemahan, minat dan pilihan serta ketidakmampuan yang dimiliki
(Van Rousen, 1996)
Menenangkan
diri, mengendalikan emosi dan melepaskan stress.
Ada
beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengendalikan diri diantaranya:
- Take a deep breath, then inhale-exhale
- Mengubah pola pikir dari sudut
pandang yang membuat emosi negatif muncul menjadi sudut pandang yang lebih
baik
- Mengubah fokus lebih kepada
fokus kepada diri sendiri bukan membandingkan dengan orang lain
- Hindari dan buat pengaturan
untuk membuat tidak mudah merasakan emosi negatif
- Istirahat cukup, makan makanan
bergizi, berolahraga rutin
- Temukan aktifitas, hobi dan
minat yang menyenangkan
- Melakukan ibadah
- Melakukan hubungan seksual
dengan pasangan
- Berbagi dengan orang yang
membutuhkan.
Pada
Materi Pra Bunsay kali ini, di Institut Ibu Profesonal, kita akan
belajar bersama untuk menyelami Emosi dan peristiwa hidup di masa lalu serta memahami hikmahnya. Nah ada 4 proses yang perlu dilakukan dalam tahapan ini
Yuk mari kita kupas satu
persatu ya... sekaligus mengerjakan NHW kali ini.
1. Life Line
Life Line (A Life History Methodology)
adalah sejarah hidup pribadi yang memuat secara detail peristiwa hidup secara
kronologis serta menandai dan mencatat peristiwa yang penting dan mempunyai
makna dalam hidup seserang. Lifeline dalam hidup ini diciptakan berdasarkanTranistion
Theory (Parker, 1964; Hill, 1965; Holmes dan rahe, 1967; Kubler Rose, 1969;
Brown, 1968 et al) **) . dengan metode ini setiap orang diajak untuk
mempu menamai serta menilai emosi dengan skala emosi.
Keterangan dari gambar di atas:
·
Skor Emosi di atas 0. Menandakan peristiwa hdup yang dialami membawa emosi
positid. Semakin tinggi skornya menunjukkan tingkat emosi positifnya semakin
tinggi dan peristiwa yang terjadi adalah peristiwa menyenangkan
·
Skor emosi di bawah 0. Menandakan peristiwa hisup yang dialami membawa
emosi negatif. Semakin rendah/ minus skornya menunjukkan emosi negatif makin
tinggi dan peristiwa yang terjadi adalah peristiwa yang buruk dan menegangkan.
2. Analisa VAKOG (5 Indera) dan TFAN. Digunakan untuk memahami peristiwa di masa lalu dengan kesadaran dan kedewasaan individu di masa kini sehingga mampu menerima dan menempatkan
peristiwa dan pengalaman hidup tersebut sebagai bagian dari dinamika kehidupan
VAKOG
·
V : Visual, Apa yang dilihat saat
peristiwa terjadi
·
A: Auditory, Apa yang didengar
saat peristiwa terjadi
·
K : Kinestetik, Apa yang dialami saat peristiwa tersebut terjadi
·
O: Olfactory, Apa yang dicium /
di baui saat peristiwa tersebut terjadi
·
G; Gustatory, Apa yang dirasakan
oleh mulut saat peristiwa terjadi
TFAN
·
T: Thinking, Apa yang dipikirkan
saat peristiwa terjadi
·
F: Feeling, Apa yang dirasakan ?
dihayati saat peristiwa terjadi
·
T: Action Tendency, tindakan apa
yang ingin dilakukan saat peristiwa terjadi
·
T: Needs, Apa yang dibutuhkan
dari orang lain saat peristiwa terjadi
3. Jembatan Mizan
Tidak semua hal buruk yang terjadi dalam
hidup kita hanya berisi suatu peristiwa yang buruk. Ada kalanya peristiwa yang
kita pandag buruk mengajarkan pada kita hikmah yang diperlukan dalam hidup kita.
Jembatan Mizan adalah suatu proses menuliskan hal yang merupakan efek buruk
dari peristiwa yang dialami sedangkan bagian akan adala semua hal yang
merupakan hikmah (sifatnya langsung maupun tidak langsung yang berupa
pengetahuan, keterampilan dan kompetensi (skill dan karakter) & sikap hidup
dari peristiwa tersebut. Setelah list tersebut dibuat kita akan membandingkan
catatan kiri dan kanan. Antara efek buruk yang dituliskan dangan pembelajaran/hikmah
dari peristiwa tersebut, mana yang lebih besar manfaat dan dampaknya.
4. Menjadi Pribadi yang
positif.
Dari serangkain proses di atas maka sudah
saatnya kita menjadi pribadi yang positif, lembut, hangat dan pemaaf serta
memiliki visi terbaik di masa depan, anda ingin menjadi pribadi yang seperti
apa.
Visi Hidup saya adalah
Pribadi yang saya inginkan dari diri saya:
Okay... Sekian dulu ya...sebenarnya masih banyak banget yg mau dibahas mengenai self healing ini, bagaimana kita mampu menerima dan berdamai dengan diri kita atas semuanya yg terjadi pada kita.
Tetap semangat...insyaallah ketemu lagi di pembahasan selanjutnya...
SUMBER REFERENSI :
**) Tarmizi, Moh Radzi.2012. The Lifeline. http://psycheblogrider.blogspot.com/2012/05/life-line-hidup-ini-ibarat-roda-yang.html
Ulfah,Maria. 2019. Materi Pra Bunsay 3- Selesaikan Masa Lalu. Menjadi Pribadi Yang berhati lembut, Hangat dan Pemaaf. IIP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar