Jumat, 29 Maret 2019

Keep It Short And Simple - KISS (Komunikasi Produktif pada Anak Part 2)


Selamat pagi bunda sayang.... apa kabar pagi ini?. Kemarin kita baru aja membahas mengenai komunikasi produktif, pengertian dan beberapa poin dari komunikasi produktif yang kita lakukan kepada anak kita. Nah, pada pagi hari ini kita akan membahas salah satu poin komunikasi produktif pada anak. Yap! Keep it Short And Simple (KISS). Yaitu menggunakan bahasa sederhana, kalimat tunggal bukan kalimat majemuk dalam berbicara kepada anak.

Nah, mengapa sih saya memilih untuk fokus pada poin ini untuk challenge hari ini?
Pertama, jelas karena saya adalah wanita. Hehe...lha kok? apa hubungannya? 
Jadi begini bunsay yang baik hati dan tangguh., kita sebagai wanita tahu benar bahwa kita ini ratu berbicara, entah kata kata yang kita keluarkan ini termasuk jenis komunikasi produktif atau bukan, yey kan.... ?.
Dalam sebuah penelitian ilmuan di Amerika Serikat disebutkan bahwa wanita sanggup berkata kata 20.000 per hari sementara pria tidak ada separuhnya, hanya 7000 kata saja. Wow...fantastik bukan? haha.... 
kok bisa sih....? nah ini alasan yang pernah saya baca mengapa perempuan bisa berkata sebanyak itu? Perempuan memiliki protein berbicara yang lebih di dalam otak
Mungkin baru kali ini kita mendengar bahwa ada faktor biologis yang memengaruhi bicara wanita dan pria. FOXP2, ini adalah nama protein yang ada di dalam otak kita. FOXP2 memiliki tanggung jawab untuk mengetahui seberapa banyak seseorang berbicara. Sebuah penelitian yang dilakukan University of Maryland School of Medicine menemukan bahwa perempuan memiliki FOXP2 lebih banyak dibanding pria. Selanjutnya, perempuan cenderung lebih sering mengamati
Perempuan adalah pengamat yang tajam atau jeli. Perempuan tertarik untuk melihat sesuatu secara detail, sehingga perempuan memiliki lebih banyak bahan untuk dibicarakan. Selain itu perempuan merasa berbicara dapat menyelesaikan masalah. Berbeda dengan kebanyakan pria yang akan berdiam diri ketika memiliki masalah, perempuan justru ingin bercerita atau berbicara ketika mereka sedang kebingungan, mengalami masalah, atau berada dalam keadaan stress. Perempuan merasa dengan berdiskusi, maka masalah yang mereka hadapi akan terselesaikan. (Disadur dari berbagai sumber)

Nah, setelah saya mencoba memahami diri sendiri, walaupun saya tidak sempat menghitung berapa kata yang saya keluarkan dalam sehari tetapi pada inti dan kesimpulannya memang saya banyak berbicara. hehe...entah berbicara dalam bentuk kata kata ataupun tulisan. DAn terlebih lagi saya menyadari bahwa saya sering menggunakan kalimat majemuk dalam berbicara baik kepada suami, anak, dan kepada siapapun juga...nah kan? hehe

Dari sinilah kemudian (nyambung lagi ke komunikasi produktif ya bunsay..., maaf melencengnya jauh...) saya memutuskan melatih diri untuk menerapkan metode KISS kepada Sofia.

Alasan yang kedua adalah Sofia masih berusia di bawah 2 tahun, dan anak dibahaw usia 2 tahun hanya bisa melakukan perintah yang terdiri dari dua kata. Jadi.... kalo selama ini saya bicara sama dia panjang kali lebar kali tinggi, percuma saja...mungkin otaknya terbengong sambil mata lucunya menatap emaknya dengan ekspresi "I Dunno...." wkwkkww

Dan alasan yang terakhir, lebih karena dari pengamatan saya sendiri apakah karena memang Sofia anak yang kinestetik atau memang di usianya yang sedemikian dia masih sangat curious sama hal hal di sekitarnya, jadi sangat sulit memintanya melakukan sesuatu seperti duduk, diam, maan dengan tenang dan sebagainya.

Nah, itu tadi alasan mengapa hari ini dan juga untuk selanjutnya pastinya  saya lebih fokus melatih diri menggunakan metode KISS (Keep It Short and Simple).
nah sedikit cerita pendek yang terjadi pada pagi hari ini:


Seperti biasa Sofia makan saat Bia mulai berangkat kerja. Nah sebelum itu dia ikutan sibuk dengan saya di dapur menyiapkan sarapan. Saat saya mulai menyiapkan kotak bekal buat suami dia pun menunjuk piringnya, dan saya segera paham, dia juga mau makan. 
"Teteh mau maem?", tanyaku... 
dia hanya menjawab "EEEh...eeh..."
okay...saya ambil kan dia sarapan di piring dan menyerahkan piringnya ke dia,
"Sofia makan di meja ya, piringnya dibawa ke meja (high chair dia maksud saya)", Hmmm... disini sudah mulai ada kesalahan. Ada beberapa perintah yang saya gunakan? dua! Okay dua perintah (biasanya lebih panjang lagi plus kata hati hati bawa piringnya, makan pelan pelan bla bla bla dan seterusnya dan seterusnya).
Emak salah???
Big No!! Ha ha ha
Emak lagi belajar ya sayang, kita belajar sama sama.
jadi saya pun mengoreksi kata kata saya,
"Okay, bawa makan ke meja ya..." Dia tanpa disuruh dua kali langsung menuju high chairnya dan meletakkan makanan disana.
Saya ikuti dia dari belakang dan ikut duduk manis di depannya
"Sofia makan nya pelan pelan" (Saya menahan diri buat tidak menambahkan, biar ga tumpah, biar ga kesedak, hehe).
Dia pun mengangguk angguk (entah maksudnya mengerti atau hanya respon spontan dari omongan saya).
Daaan.... begitu seterusnya sampai dia makan hampir habis (karena Sofia makannya selalu tak habis, seberapa banyak porsi yang saya sediakan), lalu dia minum saya mencoba terus mengerem diri saya buat bicara banyak banyak....haha...
Berlanjut saat akan shalat Dhuha, dan seperti biasa ketika saya ambil wudhu, Sofia akan mendahului ke tempat sholat membuka lemari mukena dan mencari mukena. 
Nah hari ini, karena kemaren dia dapat mukena baru (dan saya lupa tidak menyiapkan di lemari mukena dia) dia pun merengek. Saya segera ke depan dan mengambil mukena dia, tapi eh tapi terlambat dia suda menangis (entah karena saya terlalu lama atau karena dia mengantuk -Ternyata alasan sebenarnya karena dia ngantuk...oooo), jadi dia menangis dan terus menangis sekalipun saya sudah memberi dia mukena.
"Sofia diam dulu ya... yuk...adek sholat sama mia, paka mukenanya!"
ZONK!!! Dia tambah kenceng nangisnya
Okay....saya mulai sadar kalo saya melupakan metodenya dan kembali pada prinsip KISS saya
"okay...Sofia mau apa?"
tetep aja nangis
"Diam dulu ya..."
Tetep nangis
"Yuk...pakai mukenanya"
Tambah kenceng dan gulung gulung di sajadahnya.
Ooo....apa dia mulai tantrum? 
Saya pernah membaca dan beberapa kali ikut diskusi mengenai tantrum pada anak, akhirnya saya memilih untuk membiarkannya, karena beberapa kali saya menyuruhnya diam, dan mengalihkan perhatiannya tidak berhasil. Begitulah sampai akhirnya setelah shalat Dhuha, dia tertidur.


Hmmm.... saya akui penerapan metode KISS hari ini penuh perjuangan ya bunsay.... hehe. 😂😂
semoga nanti siang atau sore dan hari selanjutnya lebih berhasil....
Maafkan ilustrasi yang terlalu panjang, semoga menginspirasi dan semangat berlatih pula untuk anda....

Sumber referensi
Materikuliah bunda sayang batch #5 Komunikasi Produktif. 2019. Institut Ibu Profesional
https://nationalgeographic.grid.id/read/13299276/alasan-wanita-lebih-banyak-bicara-dibanding-pria

#hari2
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional


Tidak ada komentar:

Posting Komentar