Rumah Cinta, Ramadhan ke 12 - 17 Juni 2016
Merdu nan indah suara adzan maghrib... tak terasa 12 hari telah lewat, bulan ramadhan yang penuh berkah seakan berlari meninggalkanku.
Ah...waktu, mengapa waktu selalu cepat berlalu, andai saja waktu itu bergerak lebih lambat di masa seperti ini.
Waktu, berlalu seperti air hujan yang turun kebumi, begitu cepat seakan tak berjeda, mungkin bahkan jika mengingat masa yang telah lewat, waktu seolah olah lebih cepat merambat daripada kecepatan cahaya.
Jadi waktu yang tersisa ini....jika bisa melalui sampai akhir ramadhan, masih ada 18 hari lagi.... ya 18 hari lagi untuk mendapatkan lebih banyak rahmat dari Alloh, Rabb semesta alam yang Maha Pengasih lagi Maha Pencinta.
Cinta...hmmm... suatu kecintaan yang begitu agung dan begitu sempurna hanyalah pantas dimiliki oleh Allah SWT. Dia Rabb yang telah memberikan segalanya kepada semua makhluknya, memenuhi kebutuhan kebutuhan makhluknya tanpa disadari oleh sang makhluk itu sendiri, bahkan Allah merencanakan yang terbaik, mengawasi di setiap langkah dan setiap detik apa apa yang terjadi pada hambanya. namun terkadang hambanya lupa dan bahkan tak ingat atau bahkan tak tahu, bahw Dia tak sedetikpun meninggalkannya.
Di Ramadhan yang akan menghilang sebentar lagi, benar benar sebentar lagi..... sedikit kembali mengingat apa yang telah di sampaikan Ibnu Qayyim Al Jauziyah rahimahullah dalam kitab Madaarijus Saalikhin, beberapa hal yang dapat dilakukan seorang hamba untuk bisa mendapatkan kecintaan, menumbuhkan dan memupuk kecintaan kepada Allah SWT. MAHABBATULLAH.....
Pertama, membaca alQuran dengan memahami dan merenungi setiap maknanya. Seperti halnya bagaimana para sahabat dan para salaf terdahulu, yang senantiasa menganggap bahwa Al Qur'an adalah laksana surat cinta dari Alloh SWT sehingga membaca nya berkali kali, merenungi nya tak akan cukup dilakukan hanya sekali. hingga sampai pada penjelasan dan maksud dari ayat itu. Atau seperti selayaknya yang kita lakukan terhadap diktat kuliah, atau sebuah literatur yang selalu kita baca berulang kali, kita pahami dan bahkan mungkin kita hafalkan, maka begitu pula selayaknya yang dapat dialkukan terhadap alQur'an
Kedua, mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan ibadah yang sunnah setelah mengerjakan ibadah yang wajib; seperti yang telah disebutkan dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda, bahwa Allah Ta’ala berfirman: “Siapa saja yang memusuhi kekasih-Ku, maka Aku menyatakan perang kepadanya. Sesuatu yang paling Aku sukai dari yang dikerjakan hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku, yaitu apabila ia mengerjakan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Seseorang itu senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan mengerjakan amalan-amalan sunnah, sehingga aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya, maka Aku merupakan pendengaran yang ia pergunakan untuk mendengar, Aku merupakan penglihatan yang ia pergunakan untuk melihat, Aku merupakan tangan yang ia pergunakan untuk menyerang dan Aku merupakan kaki yang ia pergunakan untuk berjalan. Seandainya ia memohon kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya, seandainya ia berlindung diri kepada-Ku, niscaya Aku melindunginya.” (HR Bukhari)
Ketiga, terus-menerus mengingat Allah dalam setiap keadaan, baik dengan hati dan lisan atau dengan amalan dan keadaan dirinya. Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (An Nisa 103). Dengan terus mengingat Allah akan mencapai kecintaan kepada Allah SWT.
ari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda , Allah swt berfirman : “ Aku tergantung pada persangkaan hambaKu. Dan Aku bersamanya jika ia mengingat Aku. Jika dia mengingatKu dalam hatinya, Akupun mengingatnya dalam HatiKu. Jika ia mengingatKu dalam suatu majelis, Akupun mengingatnya dalam suatu majelis yang lebih baik dari mereka. Dan jika ia mendekatiKu sejengkal, Aku akan mendekatinya sehasta. Dan Jika ia mendekatiKu sehasta, Aku akan mendekatinya sedepa. Dan jika ia mendekatiKu dengan berjalan, Aku akan mendekatinya dengan berlari (HR Bukhari, Muslim , Ahmad)
Keempat, lebih mendahulukan kecintaan pada Allah daripada kecintaan pada dirinya sendiri ketika dia dikuasai hawa nafsunya. Begitu pula dia selalu ingin meningkatkan kecintaan kepada-Nya, walaupun harus menempuh berbagai kesulitan.
Kelima, merenungi, memperhatikan dan mengenal kebesaran nama dan sifat Allah. Begitu pula hatinya selalu berusaha memikirkan nama dan sifat Allah tersebut berulang kali. Barangsiapa mengenal Allah dengan benar melalui nama, sifat dan perbuatan-Nya, maka dia pasti mencintai Allah.
Keenam, memperhatikan kebaikan, nikmat dan karunia Allah yang telah Dia berikan kepada kita, baik nikmat lahir maupun batin. Inilah faktor yang mendorong untuk mencintai-Nya.
Ketujuh, menghadirkan hati secara keseluruhan tatkala melakukan ketaatan kepada Allah dengan merenungkan makna yang terkandung di dalamnya.
Kedelapan, menyendiri dengan Allah di saat Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir untuk beribadah dan bermunajat kepada-Nya serta membaca kalam-Nya (Al Qur’an). Kemudian mengakhirinya dengan istighfar dan taubat kepada-Nya.
Kesembilan, duduk bersama orang-orang yang mencintai Allah dan bersama para shidiqin. Kemudian memetik perkataan mereka yang seperti buah yang begitu nikmat. Kemudian dia pun tidaklah mengeluarkan kata-kata kecuali apabila jelas maslahatnya dan diketahui bahwa dengan perkataan tersebut akan menambah kemanfaatan baginya dan juga bagi orang lain. Senantiasa berdoa untuk selalu diberikan kesempatan untuk bersama dengan orang orang yang mencintai Allah SWT
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Di antara doa Nabi Daud ’alihis-salaam ialah: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu cintaMu dan cinta orang-orang yang mencintaiMu dan aku memohon kepadaMu perbuatan yang dapat mengantarku kepada cintaMu. Ya Allah, jadikanlah cintaMu lebih kucintai daripada diriku dan keluargaku serta air dingin.” Dan bila Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengingat Nabi Daud ’alihis-salaam beliau menggelarinya sebaik-baik manusia dalam beribadah kepada Allah.” (HR Tirmidzi 3412)
Kesepuluh, menjauhi segala perkara yang dapat mengahalangi antara dirinya/ hati kepada Allah SWT
Semoga di sisa ramadhan ini bisa terus mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan cinta dari yang maha cinta....
Uhibbukum Fillah.....
Jumat, 17 Juni 2016
Meraih Cinta Alloh di Ramadhan Penuh Berkah
Ramadhan berkah
Label:
Cinta Alloh,
Ibnu Qayyim,
Mahabbatullah,
Ramadhan berkah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar